Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
3 Kepala Negara Adidaya akan Hadir di KTT G20, Ada yang Sedang Perang
10 Oktober 2022 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Negara atau wilayah yang menjadi anggota G20 selain Indonesia, adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, serta Italia. Selain itu juga ada Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa.
Seperti lazimnya setiap gelaran KTT G20, tuan rumah juga mengundang negara tamu. Salah satu yang kali ini diundang oleh Presiden Jokowi, adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. "Dalam konteks inilah maka dalam pembicaraan telepon kemarin saya mengundang Presiden Zelensky untuk hadir dalam KTT G20," ucap Jokowi dalam pernyataan virtual Jumat (29/4) lalu.
Serangan militer Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu, menjadi salah satu pengganjal jalannya forum-forum pertemuan G20 yang dipimpin Indonesia kali ini. Apalagi di dalam G20 ada negara-negara Barat dipimpin AS, yang menentang serangan itu. Pada sisi lain, ada juga Rusia dan sekutunya China.
ADVERTISEMENT
Menyusul wacana aksi boikot akibat perang Rusia-Ukraina, sejauh ini seluruh kepala negara peserta G20 terkonfirmasi hadir. Termasuk tiga kepala negara adidaya yakni Presiden AS, Joe Biden; Presiden Rusia, Vladimir Putin; Dan Presiden China, Xi Jinping.
Sementara kehadiran Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, sangat bergantung pada aspek keamanan.
“Terima Kasih atas dukungan Anda sebagai presidensi G20, terima kasih atas undangan Anda untuk saya hadir ke KTT G-20. Tapi kehadiran akan bergantung pada situasi keamanan di negara kita dan komposisi partisipan di KTT tersebut,” ungkap Zelensky saat menerima kunjungan Presiden Jokowi di Kiev, Ukraina, Rabu (20/6) lalu.
Ketegangan di antara Barat dan Rusia serta sekutunya, menjadi salah satu hambatan KTT G20 untuk dapat menyepakati konsensus atau komunike bersama. Informasi yang diperoleh kumparan, sebagai penggantinya akan dirilis Chairman Notes.
ADVERTISEMENT
"Komunike, konsensus, notes, atau apa pun namanya itu gak terlalu prinsip ya. Yang lebih penting bagaimana pernyataan-pernyataan itu punya kekuatan untuk diimplementasikan oleh negara anggota. Apa artinya komunike yang normatif, ketimbang Chairman Notes tapi lebih powerful?" kata sumber itu.