Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Pembentukan Holding Perbankan saat ini tengah masuk dalam tahap revisi draf. Perubahan draf holding tersebut berdasarkan masukan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK.
ADVERTISEMENT
Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, optimistis meskipun dalam tahap revisi, pembentukan Holding BUMN Perbankan tersebut akan terealisasi pada tahun ini.
"Tahun ini, tetap, Insyaallah. Sudah kita revisi lagi tentang masukan dari KSSK, Kemenkeu, OJK dan BI dan kita mau diskusi lagi dengan tim salah satunya KSSK itu," ungkap Gatot di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4).
Menurut Gatot, masukan tersebut terkait langkah yang harus diambil dalam program percepatan (quick win) pada proses holding ini. Beberapa di antaranya mengenai efisiensi dan penggunaan teknologi.
"Ya quick win-nya kan, soal efisiensi itu hal yang biasa kalau kita holding. Jadi holding pasti ada efisiensi, bisa seperti yang kita lakukan bersama ATM link saja, itu kan sudah efisiensi bagus. Belum holding aja sudah ada efisiensi di masing-masing," ujarnya.
Sedangkan untuk teknologi nantinya jika holding perbankan terbentuk maka akan dilakukan remapping IT di bawah 4 bank, termasuk juga anggota holding non bank lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam Holding Jasa Keuangan, PT Danareksa (Persero) akan ditunjuk menjadi induk. Sementara anggota holding akan terdiri dari beberapa bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya.
Rinciannya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bahana Sekuritas, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Selain itu, Gatot juga memastikan pengelola platform sistem pembayaran bank BUMN, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) juga akan tergabung pada holding perbankan ini. "Finarya nanti akan masuk," tandasnya.