Ada Persoalan Besar yang Bikin Peternak Ayam Bentangkan Poster ke Jokowi

9 September 2021 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Viral video ditangkapnya seorang peternak ayam yang membentangkan poster saat mobil Presiden Joko Widodo (Jokowi) beranjak meninggalkan lokasi vaksinasi di area PIPP Kota Blitar pada Selasa (7/9).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan foto dan video yang beredar, pria tersebut membentangkan poster dengan tulisan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."
Apa yang mendorong peternak ayam hingga merasa perlu menyampaikan aspirasinya dengan cara seperti itu?
Para peternak ayam layer atau ayam petelur sedang dalam kondisi terjepit. Harga telur di tingkat peternak anjlok. Sementara itu, harga pakan malah melonjak.
Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional, Musbar Mesdi, mengungkapkan bahwa harga telur merosot sampai Rp 14.600 per kg pada hari ini, Kamis (9/9).
“Pantauan harga real telur di tingkat farm sentra peternak Blitar per hari ini anjlok parah tinggal Rp 14.400-14.600 per kg. Padahal dengan kondisi harga pakan jadi saat ini Rp 6.500-6.800 per kg,” kata Musbar saat dihubungi kumparan, Kamis (9/9).
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Mahalnya harga pakan membuat biaya pokok produksi telur membengkak menjadi sekitar Rp 22.000 per kg. "Kerugian di level peternak untuk per kg telur di kisaran Rp 5.000 per kg. Ini kondisi yang sangat luar biasa,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Musbar mengatakan, harga telur anjlok parah sejak diberlakukan PPKM Level 3 dan 4. Anjloknya harga telur membuat peternak tidak mampu membeli pakan yang terus naik harganya.
Musbar menjelaskan, harga pakan naik karena harga jagung berada di level Rp 6.000 per kg yang memberatkan para peternak. Padahal, jagung merupakan bahan pakan pokok yang pemakaiannya sampai 50 persen.
Musbar merasa ada pihak yang menyebarkan informasi harga jagung atau pakan hanya Rp 5.500 per kg. Ia menegaskan, saat ini harga jagung menyentuh Rp 6.000 per kg.
“Harga jagung Rp 5.400-5.500 per kg yang disebarkan adalah berita bohong atau kebohongan yang disengaja agar dibaca pemerintah seolah stok jagung nasional cukup. Padahal real kami terima berada di posisi Rp 5.850-6.000 per kg,” ungkap Musbar.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Musbar mendorong pemerintah turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut. Ia meminta pemerintah menstabilkan harga jagung ke level yang wajar di kisaran Rp 4.000 sampai 4.500 per kg.
Selain itu, Musbar berharap pemerintah membantu penyerapan telur peternak dengan memasukkannya ke paket Bantuan Sosial (Bansos).
“Agar kami tidak tambah terhimpit, kami mohon juga pada pemerintah agar komoditi produk telur bisa dimasukkan dalam paket Bansos Kemensos, karena bisa mencegah mengatasi penyakit stunting pada balita dan meningkatkan herd immunity,” tutur Musbar.