ADB Naikkan Proyeksi Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Jadi 5 Persen di 2024

17 Juli 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 di kawasan Asia-Pasifik menjadi 5 persen, dari proyeksi sebelumnya 4,9 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini tertuang dalam Asian Development Outlook (ADO) terbaru yang dirilis Rabu (17/7). Kenaikan proyeksi tersebut disebabkan meningkatnya ekspor regional, yang didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap sebesar 4,9 persen.
Dari sisi inflasi, ADB memperkirakan kawasan Asia-Pasifik akan melambat ke 2,9 persen tahun ini. Perlambatan inflasi karena meredanya tekanan harga pangan global dan berlanjutnya dampak suku bunga yang lebih tinggi.
Kepala Ekonom ADB, Albert Park, permintaan domestik dan ekspor yang kembali meningkat mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi kawasan ini. Ekspor Asia didorong oleh kuatnya permintaan global berupa barang elektronik, terutama semikonduktor untuk aplikasi teknologi tinggi dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
“Sebagian besar Asia dan Pasifik merasakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan paruh kedua tahun lalu,” ujar Albert dalam keterangannya, Rabu (17/7).
ADVERTISEMENT
"Fundamental kawasan ini masih kuat, tetapi para pembuat kebijakan tetap perlu memperhatikan sejumlah risiko yang dapat berdampak terhadap proyeksi ini, mulai dari ketidakpastian terkait hasil pemilu di perekonomian besar, sampai keputusan penetapan suku bunga dan ketegangan geopolitik," tambah Albert.
Albert bilang, meski inflasi di kawasan ini secara keseluruhan sudah melambat dari tingkat pra-pandemi, namun tekanan harga masih cukup tinggi di sejumlah negara.
Cuaca buruk dan pembatasan ekspor pangan masih menjadi risiko yang menyebabkan tingginya inflasi harga pangan di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik.
Orang-orang berjalan di Kawasan Pusat Bisnis (CBD) Beijing, saat kota itu diselimuti kabut asap, di China, Rabu (1/11/2023). Foto: Tingshu Wang/REUTERS
Sementara itu, ekonomi China, yang merupakan perekonomian terbesar kawasan ini, diproyeksi tetap tumbuhn 4,8 persen tahun ini. Pendorongnya adalah berlanjutnya pemulihan konsumsi jasa dan ekspor yang lebih kuat dari perkiraan, serta meningkatnya kegiatan industri, bahkan di tengah kesulitan sektor properti yang belum juga stabil. Namun, pemerintah China telah mengambil sejumlah kebijakan tambahan pada Mei untuk mendukung pasar properti.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk India, negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia-Pasifik, juga diproyeksi tetap 7 persen untuk tahun ini. Sektor industri India diproyeksikan tetap tumbuh baik, didorong oleh manufaktur dan permintaan kuat di sektor konstruksi.
Dari sisi pertanian, India diperkirakan meningkat kembali di tengah perkiraan musim hujan dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada normal, sedangkan permintaan investasi masih kuat, yang dipimpin oleh investasi publik.
Untuk Asia Tenggara, perkiraan pertumbuhan dipertahankan pada 4,6 persen tahun ini, di tengah permintaan yang membaik dari domestik maupun eksternal. Proyeksi tahun ini untuk Kaukasus dan Asia Tengah naik menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,3 persen, salah satu pendorongnya adalah pertumbuhan yang lebih kuat daripada perkiraan di Azerbaijan dan Republik Kirgiz.
ADVERTISEMENT
Di Pasifik, proyeksi pertumbuhan 2024 dipertahankan pada 3,3 persen, hal ini didorong oleh pariwisata dan belanja infrastruktur, bersamaan dengan kegiatan pertambangan di Papua Nugini yang bangkit kembali.
"ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota ke-49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik," tutup Albert.