Agar Bertahan di Masa Pandemi, Pengusaha Tambang Minta Insentif ke Pemerintah

14 Mei 2020 12:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengawasi bongkar muat batu bara ke dalam truk. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengawasi bongkar muat batu bara ke dalam truk. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Setelah pemerintah dan DPR mengesahkan UU Minerba, para pengusaha tambang batu bara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), meminta insentif ke pemerintah.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, permintaan insentif agar bisnis mereka bertahan di masa pandemi COVID-19. Usulan insentif saat ini sedang disusun.
Menurut dia, pemerintah sudah mengeluarkan banyak keringanan bagi industri lain mulai dari pemberian dana langsung atau bail out hingga bantuan penyertaan modal negara. Tapi khusus tambang batu bara, belum seperti itu.
"Kami minta pemerintah support beberapa hal supaya perusahaan bisa survive terutama di cashflow-nya. Ini kami lagi susun usulan apa yang perlu supaya paling enggak bisa bertahan dulu nih," kata dia kepada kumparan, Kamis (15/5).
Hendra masih merahasiakan keringanan apa yang diminta pengusaha tambang batu baru di APBI. Tapi, secara garis besar, meminta insentif fiskal seperti keringanan pajak atau formula pembayaran.
ADVERTISEMENT
Sedangkan usulan pengurangan royalti, kata dia, belum menjadi opsi sebab penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor tambang batu bara juga menjadi andalan pemerintah. Apalagi negara membutuhkan dana besar untuk menangani COVID-19.
"Belum sampai ke situ apakah (minta) pengurangan royalti atau enggak. Barangkali ada formula pembayaran. Kita lagi berpikir, belum mengusulkan pengurangan royalti karena kan kita jadi andalan negara (penerimaan negara), jadi mungkin ada formula lain yang kita usulkan dalam waktu dekat," terang Hendra.
Keringanan juga untuk menghindari gelombang PHK. Dia menegaskan belum ada laporan PHK dari pengusaha tambang batu bara yang masuk dalam anggota APBI.
Sebuah kapal tongkang membawa batu bara yang menunggu masuk bongkar muat di pelabuhan tanjung priok. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menurut Hendra, pengusaha masih bertahan, ekspor ke luar negeri pun masih terus jalan meski harga turun karena permintaan ke China ikut merosot.
ADVERTISEMENT
"Jadi gambarannya tetap ekspor jalan, cuma harga turun karena demand (permintaan) China turun dan negara lain industri tutup, ya otomatis. Produksi supply kita belum terganggu, ke depan saya enggak tahu nih perusahaan di daerah masih bisa bertahan atau enggak," ujarnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.