Agar Lepas dari Jerat Kemiskinan: Lapangan Kerja hingga Tunjangan Pengangguran

18 Januari 2023 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Ciketing Udik, Bekasi pada Selasa (17/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Ciketing Udik, Bekasi pada Selasa (17/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka kemiskinan Indonesia bertambah dalam rentang waktu 6 bulan pada tahun 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ada tambahan sebanyak 200 ribu jiwa dari rentang Maret 2022 ke September 2022, sehingga menjadi 26,36 juta orang.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang sudah merebak sejak awal 2020 masih menyisakan pukulan terhadap perekonomian masyarakat. Lalu bagaimana caranya agar jerat kemiskinan bisa diminimalisir?
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan, orang yang miskin dan tak mempunyai hak istimewa atau privilege tidak mungkin malas bekerja. Penyebabnya, orang tersebut nanti tidak punya pendapatan dan bisa makan jika tak bekerja.
"Orang miskin bekerja di segala macam sektor informal, tidak bisa menganggur. Kalau semua kerja sektor informal juga tidak bagus karena tidak ada yang bayar pajak," ujar David saat dihubungi kumparan, Rabu (18/1).
David memberi pembanding, pemerintah di Amerika dan Eropa menyediakan tunjangan pengangguran, sedangkan pemerintah di Indonesia tidak menyiapkan tunjangan tersebut.
Dia menilai orang miskin tidak bisa malas, karena akan hidup lebih susah dan tersingkir. Sedangkan orang kaya justru bisa jatuh miskin karena sejumlah faktor.
ADVERTISEMENT
"Orang kaya bisa miskin karena salah investasi. Trump pernah jadi miskin, konglomerat Hong Kong juga," lanjutnya.

Agar Masyarakat Tak Terjerat Kemiskinan

Agar masyarakat tidak terjerat kemiskinan, lanjut David, pemerintah berperan untuk mendorong sektor yang bisa menyerap tenaga kerja banyak. Sektor digital justru menciptakan pekerjaan baru, dengan munculnya jasa sopir transportasi online dan pengantar makanan.
"Sekarang digitalisasi muncul pekerjaan baru di sektor jasa, di sektor lain perlu dipikirkan dari segi logistik," katanya.
Pemerintah diharapkan memberikan sertifikasi peningkatan kemampuan, karena kebutuhan tenaga kerja lebih mengandalkan kemampuan dibanding latar belakang pendidikan.
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengungkapkan cara keluar dari kemiskinan dengan menaikkan pendapatan dan mengendalikan gaya hidup. Pendapatan bisa naik dengan penciptaan lapangan kerja yang cocok dengan karakteristik masyarakat yang berpendidikan rendah.
ADVERTISEMENT
"Susah kalau menciptakan lapangan kerja yang teknologi atau digital terus, harus disesuaikan. Sisi biaya hidup yang dikendalikan terutama inflasi pangan yang paling banyak pengaruh kepada masyarakat miskin," tutur Faisal.
Faisal menyebut subsidi untuk orang miskin harus menjadi perhatian pemerintah karena faktor akses terhadap pendidikan dan geografis. Pengaruh geografis dan area yang susah diakses menjadi penyebab faktor kemiskinan di Indonesia.