Ahok: Sudah Banyak yang Pengin Mindahin Saya dari Komut Pertamina

8 Juli 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB
comment
27
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di kilang PT TPPI di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di kilang PT TPPI di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengungkapkan sulitnya menjadi petinggi di BUMN sektor energi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai dewan komisaris yang tugasnya terutama mengawasi kinerja direksi dan seluruh operasional perusahaan, dia mengakui sudah harus terima tidak disenangi banyak orang dalam melakukan pekerjaannya.
Saat menjadi pembicara webinar terkait etika bisnis, Ahok mengungkapkan bahwa risiko menjadi Komut BUMN adalah memiliki banyak musuh. Sehingga bukan tidak mungkin, hal itu bisa membuat dia kehilangan jabatan tersebut kapan saja.
"Hari ini saya masih di Komut Pertamina, besok-besok sudah enggak jelas. Sudah banyak yang pengin mindahin saya, hahaha...," ujar Ahok dalam webinar yang digelar PPM Manajemen, Kamis (8/7).
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama meninjau lokasi Pertamina RU VI usai insiden kebakaran tangki Kilang Minyak Balongan. Foto: Dok. Pertamina
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun mafhum sulitnya menjalankan etika terlebih lagi di perusahaan besar seperti BUMN. Dia mencontohkan sejumlah hal yang sempat ia soroti malah berujung ancaman atau dimusuhi.
ADVERTISEMENT
Teranyar, kehebohan yang ditimbulkan oleh Komut Pertamina ini adalah soal limit kartu kreditnya. Dia menyinggung lagi alasannya mengemukakan tak adanya limit tersebut terutama buat menunjukkan soal etika.
"Sama kayak kartu kredit saya sengaja kerjain, Rp 30 miliar, itu katanya adalah limitnya Dekom, saya enggak berani taruh banyak sekretaris saya yang bayar, mereka marah-marah 'enggak kamu cuma Rp 75 juta'. Saya tantang yang bener buka dong punya kamu pake ke mana aja, enggak berani buka kan, berarti ada fraud," tutur Ahok.
"Gampang sekali saya ngetes orang dia ada kejujuran atau tidak, kalau jujur kenapa enggak berani buka. istilahnya KPK kalau anda bersih kenapa takut," sambungnya.
Komut Pertamina itu menjelaskan, hal seperti ini perlu dilakukan sebagai bentuk transparansi. Termasuk juga dalam segala macam bentuk pengadaan barang yang mesti menerapkan transparansi. Atas dasar itu, dia juga menegaskan tak ambil pusing dengan berbagai ancaman atau ketidaksenangan banyak pihak terhadap dirinya.
ADVERTISEMENT
"Memang akhirnya banyak musuh ya kalau edukasi seperti ini. Nakutin lewat orang dekat saya, emang gue pikirin. Saya bilang saya udah sering ditakutin orang kok, masuk penjara aja pernah kok ngapain pusing, saya udah terlalu sering diancam," pungkas Ahok.