Airlangga Optimistis Nilai Ekonomi Digital RI Tembus Rp 9.745 Triliun di 2030

1 Agustus 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pidato dalam acara FEKDI x KKI di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024).  Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pidato dalam acara FEKDI x KKI di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024). Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2030 diprediksi bakal naik menjadi USD 600 miliar atau setara Rp 9.745,2 triliun (kurs Rp 16.240 per dolar AS). Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi awal sebesar USD 360 juta akan
ADVERTISEMENT
Prediksi tersebut setelah Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk mengembangkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) guna memajukan digitalisasi pada tingkat regional. DEFA merupakan satu-satunya kerja sama ekonomi digital dari seluruh region di dunia.
“Dan dengan program ini, diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah USD 1 triliun akan naik menjadi USD 2 triliun. Jadi ekonomi digital Indonesia pada 2030 yang diperkirakan USD 360 miliar, itu akan naik menjadi USD 600 miliar,” ujarnya dalam acara FEKDI x KKI di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8).
Pengunjung membuka aplikasi PaDi UMKM saat pameran Pasar Digital (PaDi) UMKM Hybrid Expo & Conference 2024 di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (11/07/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Airlangga menyebut, Indonesia saat ini peringkat ke-2 negara dengan tujuan investasi digital terbesar di ASEAN atau sebesar USD 21,97 miliar.
“E-commerce Indonesia menyumbang 40 persen pangsa pasar di ASEAN, tahun 2023 kita mencapai USD 77 miliar. Dan juga tentu bonus demografi yang sangat mempunyai kemampuan teknologi ini 53 persen (dari populasi),” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Airlangga, diperlukan dukungan dan fondasi yang kokoh untuk memastikan laju lokomotif ekonomi digital tetap stabil.
Kebutuhan infrastruktur digital yang merata, talenta digital yang unggul, dukungan penuh bagi start-up dan UMKM, serta regulasi yang adaptif dan melindungi.
SCAN QR CODE - Pencari kerja memindai QR Code untuk melihat lowongan pekerjaan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Berbagai program seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS) terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, kolaborasi pihak ketiga seperti Program Strive (Mastercard Indonesia) dan Promise 2 Impact (ILO) untuk meningkatkan akses layanan keuangan, serta perluasan literasi keuangan kolaborasi Pemerintah, BI, OJK dan industri.
Airlangga menjelaskan, rangkaian upaya terus dilakukan untuk dapat mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024.
“Langkah akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal. Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Indonesia sudah dipilih oleh Amerika dalam Indo Pacific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund. Fund khusus untuk semikonduktor,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT