Alfamart dan Indomaret Bersaing Sengit, Siapa yang Jadi Juara di Toko Ritel?

29 November 2021 11:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu gerai toko ritel kelas mini market, yang bersaing di antara gerai supermarket lainnya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu gerai toko ritel kelas mini market, yang bersaing di antara gerai supermarket lainnya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi membuat bisnis ritel supermarket kelas kakap alias hypermarket bertumbangan. Sebut saja korporasi sekelas PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang menutup Giant atau PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang mencatatkan penurunan penjualan hingga 22 persen.
ADVERTISEMENT
Menurunnya kebiasaan belanja bulanan dalam jumlah besar di masa pandemi, membuat toko ritel kelas mini market lebih berjaya. Termasuk Almart dan Indomaret yang berada di tengah permukiman masyarakat. Yang bermain di skala menengah seperti Alfamidi, Superindo, Hero, Ranch Market & Farmers Market, dinilai lebih mampu bertahan ketimbang hypermarket.
Data terbaru Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS), mengungkapkan persaingan toko ritel modern makin sengit. Dari nilai penjualan yang mencapai USD 97 miliar atau hampir Rp 1.400 triliun di 2020, pasar tradisional masih mendominasi dengan menguasai porsi 79 persen.
Sisanya dibagi di toko ritel modern, serta toko online. Di antara toko ritel modern, kelas minimarket masih jadi penguasa pasar terbesar. Juaranya dikuasai Indomaret dan Alfamart, baik dalam hal jumlah gerai maupun nilai penjualan.
ADVERTISEMENT
Dari data yang dirilis Departemen Pertanian AS, pada 2020 lalu, Indomaret punya gerai terbanyak yakni 18.271 dan nilai penjualan USD 5,9 miliar. Di posisi kedua ditempati Alfamart dengan gerai sebanyak 14.973 dan nilai penjualan USD 5,256 miliar. Alfamidi yang masih satu group dengan Alfamart ada di posisi ketiga dengan 1.761 gerai dan nilai penjualan USD 863 juta.
Carrefour yang dimiliki pengusaha Chairul Tanjung ada di posisi ketiga dengan 137 gerai dan nilai penjualan USD 954 juta. Pemain bisnis toko ritel lain seperti Hypermart, Super Indo, dan lainnya ada di bawah keempat besar pemain ritel tersebut di atas.
Total nilai penjualan ritel Indonesia pada 2020 tersebut, menurun 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Tapi Indonesia tetap jadi pasar yang gemuk dan menarik, ditopang oleh besarnya populasi dan pertumbuhan kelas menengah dan angka urbanisasi yang meningkat," tulis Departemen Pertanian AS, dikutip Senin (29/11).
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk 2021 ini, penjualan toko ritel di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kesuksesan program vaksinasi. "Penjualan ritel pada tahun 2021 proyeksinya beragam, karena Indonesia terus menyeimbangkan antara PPKM dengan pelonggaran kegiatan di sektor ekonomi," ujarnya.