Ambisi PTDI Produksi 36 Pesawat N219 per Tahun di 2024

9 November 2019 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Tiba di Halim Foto: Kevin Septhama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Tiba di Halim Foto: Kevin Septhama/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI menarget dapat memproduksi 36 pesawat N219 per tahun di 2024. Adapun N219 diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah beberapa kali sukses melakukan uji penerbangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Produksi PTDI, Muhammad Ridlo Akbar menjelaskan, untuk mewujudkan target itu, pihaknya saat ini tengah mengajukan investasi ke Bappenas dengan nilai di atas USD 120 juta untuk pengembangan kapasitas produksi pesawat N219.
“Totalnya ini untuk pembangunan 36 pesawat dalam 5 tahun ke depan, kalau N219 total di atas USD 120 juta,” katanya kepada kumparan, Sabtu (9/11).
Dia pun mengungkapkan, saat ini pabrik eksisting PTDI hanya mampu membangun 4 pesawat N219 per tahun. Sementara berdasarkan kebutuhan pasar, diperlukan 36 pesawat N219. Oleh karenanya PTDI mencari investasi untuk pabrik ini melalui Bappenas.
“Produksi kami dimulai dari 4 pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share sampai 36 pesawat per tahun diperlukan peningkatan kapasitas produksi. Ini yang biaya investasinya kami ajukan ke Bappenas,” tegas Ridlo.
Uji terbang pertama pesawat N219 Foto: Antara
Menurutnya, N219 merupakan pesawat dengan kapasitas 19 penumpang yang mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah terpencil. Pesawat ini dinilai cocok untuk beroperasi di daerah pelosok di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ridlo menambahkan pada tahun ini, PTDI memproduksi 9 pesawat dan 1 helikopter. Dari 9 pesawat itu, sebanyak 3 pesawat dikirimkan ke luar negeri dan 6 sisanya untuk dalam negeri. Sementara untuk helikopter merupakan pesanan Basarnas.
“Total kira-kira 9 pesawat, luar negeri 3 dan dalam negeri 6. Helikopter ada untuk Basarnas. Saat ini kami juga sudah melakukan pengembangan kapasitas pabrik jenis pesawat lain secara bertahap,” katanya.