Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR, Rafli Kande, mengusulkan agar ganja menjadi komoditas ekspor. Sebab, dia menilai ganja cukup menjanjikan bagi perdagangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Rafli, yang merupakan anggota DPR asal Aceh, dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
"Ganja entah itu untuk kebutuhan farmasi, untuk apa saja jangan kaku. Kita harus dinamis berpikirnya. Jadi ganja ini di Aceh tumbuhnya itu mudah," kata Rafli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1).
Selain itu, Rafli merasa kalau cara menanam ganja itu tidaklah sulit. Sehingga, ia menyarankan kepada Agus agar bisa membuat ganja menjadi komoditas ekspor.
"Jadi Pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas yang ekspor yang bagus. Jadi kita buat lokasinya. Saya bisa kasih nanti daerahnya di mana," ujar Rafli.
Rafli yang merupakan politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS ), ini membantah kalau ganja dianggap berbahaya. Menurut dia, selama ini ada kesepakatan agar ganja dianggap berbahaya.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata Rafli, kenyataan sebenarnya ada barang lain yang membuat pemakainya melakukan kejahatan.
"Jadi ganja ini adalah konspirasi global, dibuat ganja nomor 1 bahayanya. Narkotika yang lain dibuat nomor sekian-sekian, padahal yang paling sewot dan gila sekarang masuk penjara itu bukan orang (pakai) ganja. Orang yang pakai sabu-sabu bunuh neneknya, pakai ekstasi segala macam," terang Rafli.
Meski begitu, Rafli mengakui sarannya tersebut saat ini masih terkendala karena belum adanya regulasi di Indonesia. Selain menyoroti ganja, Rafli menyarankan agar barang-barang perdagangan di Indonesia mempunyai daya tarik untuk ekspor .
"Maksud saya Indonesia harus kita berikan performance yang membuat dunia itu terkesima, apa sajalah. Jadi seluruh produk,” ungkap Rafli.
Live Update