Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Anies Pamit, Ini Dia Rapor Ekonomi Jakarta Selama Lima Tahun
16 Oktober 2022 16:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Hari ini merupakan hari terakhir Anies Baswedan menjabat gubernur Jakarta. Besok, ia dan Riza Patria akan turun jabatan. Mengakhiri masa tugasnya, Anies melakukan perpisahan di Balai Kota, Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Sebagai penutup izinkan saya pamit. Kami datang tampak muka, kami pulang tampak punggung," kata Anies di hadapan ribuan warga DKI yang hadir, Minggu (16/10).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti datang tampak muka, pulang tampak punggung adalah hendaklah selalu bersopan santun apabila datang di rumah orang atau pergi dari rumah orang.
Anies ingin mengungkapkan, ia datang sebagai gubernur dalam keadaan baik dan akan mengakhiri masa jabatannya secara baik pula. Dia mengajak warga untuk terus mendukung pemerintah provinsi DKI Jakarta ke depannya. Terlebih dalam melanjutkan program kerja yang sudah berjalan.
Lantas bagaimana dengan kerja Anies memajukan ekonomi DKI Jakarta?
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai Anies berhasil melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis oleh gubernur sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Menilai gubernur tidak bisa tanpa melibatkan gubernur sebelumnya. Anies sendiri mengatakan continuity and change. Saya kira kita bisa melihat banyak kemajuan Jakarta selama 5 tahun terakhir," kata Piter kepada kumparan, Minggu (16/10).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS ) Provinsi DKI Jakarta, pada tahun pertama memimpin, pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2017 yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.410,37 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp 232,34 juta atau USD 17,37 ribu.
Ekonomi DKI Jakarta tahun 2017 tumbuh 6,22 persen, mengalami peningkatan dibanding tahun 2016 sebesar 5,88 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 11,27 persen. Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12,37 persen.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di tahun 2018, ekonomi Jakarta turun tipis dibanding tahun sebelumnya menjadi 6,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 20,34 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengeluaran konsumsi pemerintah yakni 16,45 persen.
Selanjutnya di tahun 2019, perekonomian Jakarta kembali lesu. Pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2019 sebesar 5,89 persen, lebih rendah dibanding dengan tahun 2018 dan 2017.
Memasuki tahun pertama COVID-19 menghantam dunia, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta minus 2,36 persen. Hampir seluruh lapangan usaha mengalami kontraksi kecuali jasa kesehatan, informasi dan komunikasi serta jasa keuangan.
Perekonomian Ibukota mulai mengalami pemulihan di tahun 2021, meskipun masih dibayangi oleh pandemi COVID-19 varian Delta. Tahun 2021, perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 3,56 persen setelah tahun sebelumnya tercatat minus.
ADVERTISEMENT
Kemudian di kuartal II 2022, pertumbuhan ekonomi Jakarta terus menguat yakni di level 5,59 secara tahunan (yoy). Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh positif, kecuali Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP). Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa lainnya, dan perdagangan.