Apa Kabar Proyek Smelter Freeport hingga Antam?

6 Januari 2020 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut PT Inalum Orias Petrus Moedak di PLTA Tangga. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PT Inalum Orias Petrus Moedak di PLTA Tangga. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau PT Inalum (Persero) mulai ancang-ancang mengeksekusi berbagai macam program yang sudah disiapkan sebelumnya. Beberapa proyek yang bakal dimatangkan seperti pembangunan smelter di Gresik hingga smelter Alumina di Mempawah, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Inalum, Orias Petrus Moedak mengatakan, pembangunan smelter oleh PT Freeport Indonesia di Gresik bakal dimulai 2021. Ia memastikan segala keperluan seperti lahan sudah disiapkan.
“Freeport itu ada pembangunan smelter pembangunan tahun depan dia akan mulai pembangunan. Penyiapan tanahnya sudah kemudian pendanaannya akan diselesaikan awal tahun kuartal I ini selesai. Dia butuh USD 3 miliar untuk 2 juta ton tembaga,” kata Orias di Asahan, Sumatera Utara, Senin (6/1).
MIND ID merupakan holding BUMN pertambangan yang membawahi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inamum, dan PT Timah Tbk.
Orias menjelaskan pembangunan smelter ini sudah pasti dibangun karena memang menjadi kesepakatan Freeport dengan pemerintah. Meski begitu, ia belum mau berbicara terlalu jauh mengenai keuntungan yang didapatkan setelah adanya smelter. Namun, poin utama yang ditekankan adalah nilai tambah.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat sebenarnya nilai tambah dari smelter tembaga itu kan sekitar 5 persen jadi kalau dibilang ekonomis sih tidak tapi karena aturan kita mewajibkan jadi kita wajib bangun,” ujar Orias.
“Memang itu sudah sepakat pemerintah dengan Freeport untuk bangun ya kita bangun,” tambahnya.
Dirut PT Inalum Orias Petrus Moedak di PLTA Tangga. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara itu mengenai Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kalimantan Barat juga segera dimaksimalkan pengerjaannya. Proyek ini merupakan sinergi antara Inalum dengan Antam. Diperkirakan proyek itu akan selesai di tahun 2022.
“Kemudian ada di Aneka Tambang ada beberapa itu kerja sama dengan Inalum di Kalimantan Barat Smelter Grade Alumina itu mengubah bauksit (jadi alumina) menjadi aluminium kemudian dia harus selesaikan,” terang Orias.
Selama ini, Indonesia masih mengimpor alumina atau bahan alumunium setengah jadi. Dengan adanya SGAR, diharapkan tidak lagi impor kecuali permintaan meningkat.
ADVERTISEMENT
Orias menuturkan kapasitas produksi harus terus ditingkatkan. Selain itu, ia menegaskan berbagai proyek seperti timah dan nikel akan terus dikerjakan. Hanya saja, Orias belum mau membeberkannya secara detail. Ia menyerahkan ke masing-masing perusahaan terkait.
“Bukit Asam juga kita sudah tahu gasifikasi. Ini karena publik company jadi saya enggak bisa ngomong terlalu detail mengenai proyeknya biar mereka yang ngomong tapi ini hanya gambaran buat temen-temen jadi kita gasifikasi di Bukit Asam,” tutur Orias.