Apa yang Bikin Kereta Sangat Populer di Jepang?

12 Desember 2019 10:52 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana stasiun kereta api di Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana stasiun kereta api di Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Kereta di Jepang menjadi sarana transportasi yang diminati masyarakat. Mayoritas masyarakat di Jepang berangkat atau pulang kantor sampai aktivitas lainnya menggunakan kereta. Tidak heran, kereta menjadi tulang punggung transportasi di Jepang.
ADVERTISEMENT
Selama di Jepang, kumparan juga banyak menghabiskan waktu di perjalanan dengan menggunakan kereta. Tidak jauh berbeda dengan di Jakarta, selama jam berangkat dan pulang kerja stasiun selalu padat. Namun, mereka tetap antre dan tidak sampai berdesak-desakan saat memasuki kereta.
“Total jumlah penumpang di seluruh Jepang ini 24 miliar per tahun. Jadi peranan atau fungsi perkeretaapian di wilayah Tokyo sangat besar sekali karena penumpangnya banyak sekali,” kata JICA Expert Hideaki Tanaka saat ditemui di Jepang, Kamis (12/12).
Jumlah 24 miliar penumpang itu tersebar di seluruh wilayah Jepang. Khusus untuk Tokyo, pengguna kereta mencapai 14 miliar per tahun atau yang paling besar di antara wilayah lainnya. Sekarang yang jadi pertanyaan, mengapa masyarakat Jepang banyak yang memilih naik kereta?
Suasana stasiun kereta api di Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
“Jadi ada 2 kemungkinan penyebabnya (orang pilih naik kereta), untuk punya mobil di Tokyo itu juga mahal. Setelah itu juga parkir setelah berangkat kerja naik mobil kalau parkir umum itu mahal sekali,” ungkap Tanaka.
ADVERTISEMENT
Tanaka menjelaskan maksud mobil mahal bukan harganya, tetapi biayanya secara keseluruhan. Lebih dari itu, apabila punya mobil tanpa belum memiliki rumah sendiri, maka akan ada beban biaya tambahan lagi.
“Kalau harga mobil sendiri mungkin lebih murah dari Jakarta tapi pajak mobil mahal. Selain itu kalau mau punya parkir harus punya rumah sendiri. Kalau bukan rumah sendiri bayar per bulan bisa 50 sampai 60 ribu yen,” ujar Tanaka.
Kondisi itu belum lagi ditambah dengan kantor-kantor di Jepang banyak yang tidak menyediakan tempat parkir kepada karyawannya. Hal itu agar para karyawan bisa memilih menggunakan transportasi umum. Sedangkan bagi yang punya mobil bisa dimanfaatkan saat akhir pekan.
Suasana stasiun kereta api di Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
“Terus yang paling dipikirkan juga kalau naik mobil tidak bisa memastikan waktu ke tujuan. Sementara perusahaan Jepang sangat ketat terhadap yang namanya terlambat,” terang Tanaka.
ADVERTISEMENT
Mengenai biaya parkir, Tanaka mengungkapkan pemilik mobil harus membayarnya dengan jumlah yang tidak murah khususnya di Tokyo. Parkir mahal itu tentu juga diikuti dengan tempat yang tidak banyak.
“Biaya parkir kalau sehari bisa 7 ribu sampai 8 ribu yen. Parkir per jam di pusat Tokyo per jam bisa 800 yen. Ada yang juga dihitung per menit karena arah kantoran,” tutur Tanaka.
Lebih lanjut, Tanaka mengatakan ada keunggulan sendiri bagi pekerja yang berangkat ke kantor naik kereta. Apabila mereka terlambat ke kantor karena kereta gangguan, maka petugas di stasiun akan memberikan surat tanda keterlambatan.
Suasana stasiun kereta api di Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
Tanaka menuturkan, kantor di Jepang tidak akan mempermasalahkan karyawannya yang terlambat karena kendala kereta kalau sudah membawa surat tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau pakai kereta terus kereta terlambat, itu petugas keterlambatan kereta ngasih surat (pekerja) tidak dianggap terlambat. Ngantre minta kertas (keterlambatan),” tutur Tanaka.
Tidak hanya itu, keselamatan dan kenyamanan para penumpang juga menjadi yang diutamakan saat naik kereta di Jepang. Tidak heran, kalau mayoritas masyarakat di Jepang banyak yang memilih menggunakan sarana kereta dalam aktivitasnya.
Para operator kereta di Jepang tidak mau ada kecelakaan. Sehingga berbagai langkah untuk mencegahnya seperti memberikan pelatihan kepada karyawan atau calon karyawan yang bergerak di bidang perkeretaapian.
“Seperti Anda ketahui di sektor transportasi terutama kereta itu yang tidak boleh terjadi adalah kecelakaan,” kata Director International Relations Departemen Tokyo Metro, Naoto Kimura, di Tokyo Metro Training Center, Jepang.
ADVERTISEMENT