Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Keselamatan dan kenyamanan para penumpang menjadi yang utama saat naik kereta di Jepang. Tidak heran, kalau mayoritas masyarakat di Jepang banyak yang memilih menggunakan sarana kereta saat berangkat dan pulang kerja.
ADVERTISEMENT
Salah satu operator kereta di Jepang, Tokyo Metro, membeberkan resepnya agar bisa terus menjaga keamanan para pengguna kereta. Sebab, bagi Tokyo Metro, kecelakaan adalah hal yang tidak boleh terjadi.
“Seperti anda ketahui di sektor transportasi terutama kereta api itu yang tidak boleh terjadi adalah kecelakaan,” kata Director International Relations Departemen Tokyo Metro, Naoto Kimura, di Tokyo Metro Training Center, Jepang.
Langkah yang diambil adalah dengan membuka training center yang beroperasi sejak April 2016. kumparan berkesempatan langsung melihat tempat latihan yang dimiliki oleh Tokyo Metro.
Selain dengan Kimura, peninjauan ini juga ditemani oleh Deputy Manager Public Relation Section Tokyo Metro Keisuke Nakagawa, Senior Manager International Relations Departemen Tokyo Metro Atsushi Inoue dan jajaran pengelola Tokyo Metro Training Center lainnya.
ADVERTISEMENT
Saat memasuki bangunan 5 lantai itu, tampak ada alat yang selama ini digunakan dalam menjalankan kereta mulai dari jalur, sistem persinyalan, ruang kelas, sampai kereta asli. Kereta asli yang dimanfaatkan di tempat latihan ini merupakan kereta yang sudah tidak dioperasikan lagi secara komersial.
Sembari berjalan, Kimura dan petugas lainnya bergantian menjelaskan mengenai berbagai alat yang dimiliki. Semua alat yang ada bukan lagi replika, tetapi memang bentuk nyata bagaimana sistem terbaru yang digunakan Tokyo Metro dalam menjalankan kereta. Tidak jarang, mereka meminta kumparan dan peserta yang lain untuk mengoperasikan sistem di ruangan itu dengan menekan tombol yang diperlukan.
Saat tombol ditekan sesuai aba-aba, kereta yang berjalan bisa berhenti atau rel kereta bisa berubah atau berbelok secara otomatis. Sistem itu juga membuat lalu lintas kereta bisa dikendalikan dengan baik khususnya mengikuti lampu rambu-rambu yang juga bisa dikontrol. Sehingga insiden seperti tabrakan kereta kecil kemungkinan terjadi.
ADVERTISEMENT
kumparan dan rekan media lainnya juga diajak mempraktikkan bagaimana Tokyo Metro mengantisipasi apabila terjadi insiden di kereta seperti penumpang terjatuh, kebakaran, sampai mengendarai kereta saat turun salju. Semua dilakukan dengan menggunakan teknologi yang seakan-akan sesuai dengan kenyataan.
Kereta Tokyo Metro akan berhenti secara otomatis apabila ada bencana seperti gempa bumi. Di saat itu, langkah yang diambil adalah mengevakuasi para penumpang. Berhentinya kereta juga setelah mendapatkan sinyal dari JMA atau BMKG milik Jepang.
Dalam kesempatan di ruang Training Center, kami juga diberikan kesempatan untuk menjalankan kereta dan dihadapkan dalam kondisi lapangan yang berbeda. Kimura memberikan arahan bagaimana menjalankan, membelokkan, sampai memberhentikan kereta .
Apabila apa yang kami lakukan kurang tepat seperti kereta berhenti tidak pada tempatnya, Kimura akan memberikan arahan tambahan. Suasana di dalam ruangan itu begitu nyata meskipun apa yang terjadi adalah animasi termasuk para penumpang yang menunggu kereta di stasiun. Hanya saja, kami tidak diperkenankan mengabadikan momen saat mengendarai kereta.
ADVERTISEMENT
Di tempat latihan seluas 2,7 hektare ini juga ada ruang kelas dan juga aula yang bisa diubah menjadi tempat olahraga. Selain itu, fasilitas milik Tokyo Metro juga dilengkapi dengan depo atau tempat parkir kereta.
Kimura menjelaskan, Training Center ini tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh karyawan atau calon karyawan yang bekerja di Tokyo Metro saja. Sebab, sudah puluhan negara yang datang melihat cara Tokyo Metro dalam melatih keselamatan para penumpang kepada karyawannya.
“Sejak beroperasi sudah 3 tahun lebih, jumlah pengunjung ke training center kami ini lebih dari 16 ribu pengunjung. Dan dari pengunjung luar negeri saat ini sudah ada 60 negara lebih orang-orang ini berkunjung ke tempat kami,” ujar Kimura.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku tidak segan berbagi dengan pihak-pihak yang bergerak di bidang perkeretaapian termasuk Kementerian Perhubungan di setiap negara. Menurutnya fasilitas yang ada di tempat latihan Tokyo Metro cukup memadai.
Selain itu, Kimura merasa dengan terus mengembangkan pelatihan bisa menambah kenyamanan penumpang Tokyo Metro yang sampai saat ini sudah mencapai 7.580.000 penumpang setiap harinya.
“Jadi orang-orang berkunjung ke tempat kami karena ingin melihat bagaimana cara menghindarkan kecelakaan di sektor kereta api ini. Alat-alat seperti apa yang digunakan untuk melatih. Kemudian bagaimana metode pendidikan dan pelatihan kepada orang-orang terkait di dunia kereta api,” terang Kimura.
“Jadi untuk bisa menyediakan layanan sehingga penumpang merasa aman dan nyaman maka kami juga harus melakukan satu bentuk pendidikan di bidang safety dan service dengan tuntas kita adakan training center,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di Tokyo Metro Training Center tenaga listrik yang digunakan memanfaatkan energi baru terbarukan seperti panel surya. Panel itu terpasang rapi di atap gedung yang bisa menjadi pasokan listrik utama khususnya saat musim panas.
“Di sini kita pasang juga ada solar panel. Jadi listrik yang dipakai disini kita produksi sendiri menggunakan solar panel PLTS dan PLT panas bumi. Jadi kalau pas cuaca bagus PLTS saja bisa menyalakan 540 lampu neon kalau pas musim panas,” tutur Kimura.
Sebagai catatan, Tokyo Metro mempunyai 9 line yaitu Ginza 14,3 km, Marunouchi 27,4 km, Hibiya 20,3 km, Tozai 30,8 km, Chiyoda 24,0 km, Yurakucho 28,3 km, Hanzonon 16,8 km, Namboku 21,3 km, dan Fukutoshin 11,9 km.
ADVERTISEMENT
Sementara itu ada 179 stasiun yang dimiliki oleh Tokyo Metro. Rata-rata jumlah penumpang yang menggunakan Tokyo Metro setiap harinya saat ini sudah mencapai 7,58 juta orang.