news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asosiasi MLM Ngadu ke DPR, Mengaku Jaringan Bisnisnya Rusak Karena Robot Trading

22 Maret 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transaksi uang kripto di aplikasi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transaksi uang kripto di aplikasi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) mengadu ke Komisi VI DPR terkait maraknya kasus penipuan investasi berkedok robot trading melalui distribusi penjualan langsung atau dijual secara berjenjang (member get member). APLI yang juga dikenal sebagai asosiasi MLM (Multi Level Marketing) di Indonesia ini merasa jaringannya dirusak karena adanya robot trading tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekjen APLI, Ina H Rachman, memastikan para perusahaan anggota APLI menjual produk. Sementara, asosiasi yang menjual robot trading dengan skema MLM adalah Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI).
“Asosiasi kami ini ada satu lagi tapi bukan kami, ada namanya asosiasi AP2LI. Asosiasi ini anggotanya atau perusahaan-perusahaan yang menjual robot. Kalau kami APLI anggotanya (menjual) Tupperware dan lain-lain,” kata Ina saat rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa (22/3).
Ina mengungkapkan mayoritas anggota AP2LI menjual robot trading. Ia tidak bisa menyalahkan mereka karena mengaku sudah mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Akan tetapi seiring waktu berjalan trading yang dilakukan robot-robot itu ternyata tidak trading sebenarnya. Sebenarnya jadi robotnya kamuflase, cuma kayak orang penggalangan dana masyarakat saja. Seakan-akan analisis,” ujar Ina.
ADVERTISEMENT
“Masalahnya ketika mereka melakukan perekrutan itu mereka menggunakan network marketing industri kami yang sudah sangat besar. Sehingga jaringan itu sudah rusak enggak karu-karuan,” tambahnya.

Asosiasi Mengaku Dirugikan Karena Robot Trading

Ina mengaku mulanya tidak mempermasalahkan adanya robot trading karena siapa tahu bisa membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Namun saat tahu kalau robot itu hanya kamuflase dan memakai sistem MLM, ia tidak mau tinggal diam.
Ina merasa uang masyarakat yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk berjualan produk malah ditipu dengan adanya robot trading. Nama MLM yang menjual produk jadi ikut-ikutan terseret.
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
“Seiring waktu berjalan mulai ada penangkapan, mulai ada pengakuan bahwa semuanya adalah fiktif, semuanya hanya perputaran atau permainan uang biasa. Kami itu bingung jaringan yang eksisting nasibnya bagaimana. Kemudian uang member kami yang jualan Tupperware, dari jualan Herbalife, dapat uang bonusnya dipakai buat trading itu kan luar biasa pasti mereka terpuruk,” ujar Ina.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Ina meminta perhatian dari DPR dan pemerintah agar kejadian tersebut tidak berulang. Ia juga sudah berkomunikasi dengan Kepolisian. Ina tidak mau citra baik MLM dari APLI menjadi rusak karena robot trading.
“Kalau kita sih lebih berpikir yang sudah jadi jaringannya ini kan jaringan kami sebenarnya jaringan riil MLM, sama mereka diacak-acak dengan jaringan robot. Nah maksud kami apakah tidak ada kebijakan dari pemerintah karena sudah terlanjur terbentuknya jaringan apakah sebaiknya dibentuk peraturan sendiri terkait ini,” tutur Ina.