Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Asparminas: Penjualan Galon Bening Bebas BPA Naik 2% di 2023
20 Maret 2023 16:42 WIB
·
waktu baca 3 menitPemahaman masyarakat terkait dampak BPA terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data terbaru yang dikeluarkan oleh Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas).
Data tersebut menyebut bahwa penjualan galon bening bebas bisphenol A (BPA) pada awal 2023 meningkat menjadi 8 persen. Naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6 persen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional, Eko Susilo, menyambut baik kabar itu.
“Ini artinya masyarakat kian sadar produk AMDK yang aman untuk kesehatan dan, di sisi lain, pemain- pemain menengah dan kecil telah berhasil melakukan inovasi dan meningkatkan daya saing," ungkapnya.
Pada saat yang sama, data tersebut juga menunjukkan bahwa penjualan galon bening bebas BPA mencapai Rp 878 miliar pada 2022, atau meningkat 41 persen dari setahun sebelumnya.
"Pertumbuhan penjualan galon bening bebas BPA yang dua digit tentunya kabar baik bagi produsen lokal," kata Eko.
Lebih lanjut, Eko menyebut, Asparminas berkomitmen mendukung regulasi BPOM terkait pelabelan risiko BPA. “Karena pelabelan tersebut justru bermanfaat untuk kelangsungan bisnis air minum kemasan di tanah air,” kata Eko.
Menurutnya, rencana pemerintah dalam melindungi konsumen dari paparan BPA aman mendorong pelaku usaha untuk lebih inovatif dan lebih tenang dalam menjalankan usaha air minum.
"Masyarakat juga diuntungkan karena kesehatan mereka bisa lebih terjaga,” tutup Eko.
Lantas mengapa BPA Menjadi Hal yang Sangat Krusial?
BPA merupakan zat kimia yang sudah digunakan secara luas sejak tahun 1950-an. Bahan ini digunakan dalam plastik polikarbonat dan resin epoxy.
Plastik polikarbonat adalah bahan yang digunakan untuk wadah penyimpanan makanan, seperti botol minum, dan tempat makan. Sedangkan resin epoxy adalah bahan yang digunakan sebagai pelapis dalam kemasan kaleng yang berfungsi untuk mencegah permukaan kaleng berkarat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA di dalam kemasan makanan bisa terurai dan masuk ke dalam makanan yang tersimpan di dalam kemasan tersebut. Dilansir Mayoclinic, Food and Drug Administration menyebutkan bahwa BPA aman jika masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil. Sayangnya, penggunaan wadah makanan yang tidak tepat bisa memicu pelepasan BPA yang lebih banyak.
BPA disebut bisa memicu berbagai masalah kesehatan anak-anak hingga orang dewasa. Menurut penelitian yang diterbitkan di dalam Jurnal Hormones and Behavior di tahun 2013, BPA akan memberikan dampak buruk pada modifikasi DNA serta regulasi estrogen. Kondisi ini bisa sangat mempengaruhi kesehatan bayi selama kehamilan, khususnya perkembangan otak, sehingga akan memicu munculnya kecemasan serta perbedaan perilaku sosial.
Tak hanya itu saja, paparan BPA pada anak juga dapat memicu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ADHD merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf paling umum pada anak.
Anak-anak dengan ADHD umumnya mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif —bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya, hingga terlalu aktif. Merupakan hal normal bagi anak-anak yang terkadang mengalami kesulitan fokus dan berperilaku.
Sementara itu, dampak BPA orang dewasa juga dipaparkan dalam Reviews of Environmental Contamination and Toxicology. Jurnal tersebut mengungkapkan bahwa BPA mempengaruhi sistem reproduksi pria. Sistem hormonal pria meliputi sintesis hormon androgen termasuk hormon testosteron akan terhambat. Akibatnya, kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan menurun seiring besar dan lamanya paparan BPA.
Selanjutnya, jurnal Environmental Research and Public Health yang diterbikan tahun 2015. Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa paparan BPA juga berhubungan erat dengan efeknya terhadap sistem reproduksi wanita. Tak heran wanita yang sering terpapar BPA akan mengalami masalah pada siklus menstruasinya.
Masih dalam jurnal yang sama, paparan BPA bisa memicu beberapa penyakit jantung, seperti serangan jantung, angin duduk, tekanan darah tinggi, serta penyakit arteri perifer.