Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Selama ini utang selalu dianggap sebagai hal buruk. Citra buruk pada utang muncul karena pemanfaatan utang yang kerap kali digunakan untuk memenuhi keinginan semata. Namun meski sering mendapat citra negatif, faktanya produk utang atau yang juga jamak disebut kredit terus laku di pasaran. Bahkan, transaksinya cukup meningkat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, sepanjang 2018, nominal transaksi dengan menggunakan kartu kredit mencapai Rp 284,06 triliun. Capaian tersebut meningkat 5% secara year on year dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, dengan nominal transaksi Rp 270,53 triliun.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa meski dianggap buruk, berutang tetap menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari seseorang.
Ya memang, tidak ada yang salah dengan meminjam uang atau berutang. Meski bukan sesuatu yang dilarang, berutang untuk hal yang bersifat senang-senang tidak disarankan.
Utang semestinya hanya digunakan untuk sesuatu yang bersifat mendesak atau karena kebutuhan yang akan berdampak pada produktivitas seseorang. Hal tersebut membuat utang menjadi hal yang wajar dan sangat manusiawi karena kebutuhan mendesak bisa datang kapan saja.
Kendati demikian, meminjam uang untuk berutang harus dilakukan secara bijak. Syaratnya ada dua: pertama, dana pinjaman memang digunakan untuk sesuatu yang mendesak; kedua, dana pinjaman digunakan untuk sesuatu yang produktif.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan mendesak dalam konteks ini misalnya adalah kebutuhan primer dan sekunder, baik itu kebutuhan untuk bertahan hidup atau kebutuhan untuk sesuatu yang tak bisa ditawar seperti membayar uang SPP sekolah/kuliah, membayar biaya pengobatan ketika sakit melanda karena dana cadangan tak cukup, atau membayar kebutuhan untuk memperbaiki rumah yang rusak.
Sementara dana pinjaman untuk hal produktif misalnya dana pinjaman digunakan untuk membeli barang yang dapat menunjang produktivitas. Contohnya adalah berutang untuk membeli laptop demi pekerjaan atau berutang untuk membangun/mengembangkan sebuah usaha.
Selama digunakan untuk sesuatu yang bijak dan produktif, utang menjadi cara terbaik agar keuangan tetap stabil. Yang pasti, selain menggunakan pinjaman secara bijak, Anda juga harus mengelola pinjaman dan #PilihPakeYakin produk finansial yang dapat membantu Anda di saat kondisi darurat — seperti Finmas.
ADVERTISEMENT
Telah hadir sejak 2017 lalu, Finmas merupakan fintech P2P lending yang terus berkembang dalam beberapa waktu belakangan ini. Selain sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Finmas juga sudah mengantongi sertifikasi ISO 27001. Artinya Finmas mengelola data nasabah dengan baik sesuai standar internasional.
Ingin mengajukan pinjaman online di Finmas? Download aplikasi Finmas yang tersedia di App Store dan Google Play.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Finmas.