Bahlil Ajak Perwakilan RI di AS Tarik Investor ke Indonesia: Kami Urus Izinnya

19 Juli 2021 14:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Mendag M Lutfi saat bertemu dengan Bank Dunia di Washington DC. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Mendag M Lutfi saat bertemu dengan Bank Dunia di Washington DC. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, bersama dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melakukan dialog langsung dengan perwakilan RI se-Amerika Serikat di Washington DC pekan lalu. Pada kesempatan tersebut, Bahlil mengajak seluruh perwakilan RI untuk dapat bekerja sama dalam mendatangkan investor masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di Indonesia dan berbagai negara di dunia, kolaborasi yang solid semakin dibutuhkan untuk menarik investor.
“Saya pikir peran perwakilan RI seperti Kedutaan Besar (KBRI) maupun Konsulat Jenderal (KJRI) sebagai garda terdepan, bagaimana menarik investor ke Indonesia. Saya yakin mereka memiliki kapasitas yang luar biasa. Kolaborasi antara Kementerian Investasi dan Kementerian Luar Negeri adalah yang tepat untuk menarik realisasi investasi dari Amerika ke Indonesia,” kata Bahlil melalui keterangan tertulisnya, Senin (19/7).
Bahlil mengungkapkan pihaknya mendapatkan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo terkait capaian target realisasi investasi di tahun 2021 ini sebesar Rp 900 triliun dan target realisasi investasi di tahun 2022 mendatang sebesar Rp 1.200 triliun. Target ini dapat diwujudkan jika kemudahan berusaha di Indonesia semakin baik. Menurutya hal itu menjadi salah satu makna utama Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK).
ADVERTISEMENT
“Dalam konteks itu, kami datang untuk memberikan beberapa hal, di antaranya terkait implementasi dari Undang-Undang Cipta Kerja. PP (Peraturan pemerintah) nya sudah selesai, yang Insyaallah Juli ini akan live melalui Sistem OSS (Online Single Submission). Kalau ada investor dari Amerika, kami urus izinnya,” ujar Bahlil.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan salah satu sektor penting bagi Indonesia yaitu ekonomi digital. Untuk itu, Indonesia memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut juga mengajak para perwakilan RI di Amerika Serikat untuk dapat menjaring investor di sektor ekonomi digital tersebut.
“Kalau ada investor yang ingin menginvestasikan untuk infrastruktur daripada ekonomi digital, kita perlu dapatkan. Nanti saya bersama dengan Kementerian Investasi akan mengundang mereka supaya bisa jadi,” ungkap Lutfi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS, Iwan Freddy Hari Susanto, memastikan seluruh jajaran pejabat baik di KBRI maupun KJRI siap untuk memperkuat hubungan ekonomi, termasuk investasi dan perdagangan.
“Sesuai tugas dan arahan Ibu Menlu, diplomasi ekonomi Indonesia betul-betul diperkuat. Ini menjadi semakin penting, apalagi saat ini kita sedang dalam tantangan menghadapi COVID-19. Kami siap mendukung agar FDI (Foreign Direct Investment) dari Amerika Serikat terus meningkat,” kata Iwan.
Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh kepala perwakilan RI di Amerika Serikat yang berasal dari lima Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York, Chicago, Houston, San Fransisco, dan Los Angeles. Selaku tuan rumah adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC.
ADVERTISEMENT
Menurut data yang tercatat di Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi dari investor asal negeri Paman Sam pada periode triwulan I tahun 2021 ini berada pada peringkat ke-6 dengan total investasi sebesar USD 400 juta. Sedangkan, secara akumulasi 5 tahun terakhir (2016-Maret 2021), total realisasi investasi asal Amerika Serikat mencapai USD 6,6 miliar dan menempati peringkat ke-8. Adapun sektor investasi yang mendominasi selama periode tersebut yaitu Pertambangan (82 persen), Jasa Lainnya (5 persen), Listrik, Gas, dan Air (5 persen), Hotel dan Restoran (2 persen), dan Industri Kimia dan Farmasi (1 persen). Berdasarkan lokasinya, 85 persen realisasi investasi tersebut berada di luar pulau Jawa dengan mayoritas di wilayah Papua (78 persen).