Bahlil Bantah BASF dan Eramet Hengkang dari Bisnis Baterai Listrik di Maluku

28 Juni 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal I 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal I 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah perusahaan BASF asal Jerman dan Eramet dari Prancis mundur dari proyek baterai listrik Sonic Bay di Maluku Utara. Tapi hanya menunda.
ADVERTISEMENT
"Kemarin saya baru dapat kabar itu. Sementara (investasinya) bukan dicabut, tapi di-pending sementara," kata Bahlil di sela Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Boga (APJI) periode 2024-2029 dikutip dari Antara, Jumat (28/6).
Bahlil mengeklaim kedua perusahaan itu memilih menunda investasinya karena penjualan mobil listrik di Eropa dan AS lagi turun. Karena itu, dia terus berkomunikasi dengan mereka karena nilai investasinya besar, USD 2,6 miliar.
"Dan Amerika juga sekarang lagi lesu pasarnya. Oleh karena lagi lesu, maka permintaan terhadap baterainya itu berkurang," ungkap Bahlil.
Dia menegaskan tidak perlu ada kekhawatiran terhadap investor asing lainnya akibat dua perusahaan tersebut melakukan penundaan investasi.
"Ini cuma persoalan komoditas mobil listriknya di Eropa sama Amerika aja yang turun. (Kalau) semuanya jalan kok, Korea, Jepang, China nggak ada masalah, nggak ada isu," kata Bahlil.
ADVERTISEMENT