Bahlil Disentil JK: Investasi Nikel Jangan Dibesarkan, Untungnya ke Luar Negeri

9 Oktober 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
menyampaikan paparannya dalam gelaran BNI Investor Daily di Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan paparannya dalam gelaran BNI Investor Daily di Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku pernah disentil mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) soal investasi nikel. Kala itu, JK meminta dia agar investasi di sektor ini jangan dibesar-besarkan jika keuntungannya tak banyak untuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah disentil oleh Pak JK. Lil, itu investasi nikel itu jangan dibesarkan-besarkan. Karena yang dapat untung banyak kan bukan dalam negeri, luar negeri, nilai tambahnya itu luar negeri," kata dia dalam acara BNI Investor Daily Summit di Jakarta Pusat, Rabu (9/10).
Bahlil menjelaskan, hilirisasi nikel memberikan kontribusi besar ke perekonomian Indonesia. Alasannya, karena izin tambang nikel 90 persen diberikan ke pengusaha dalam negeri, termasuk BUMN. Meski begitu, Bahlil mengakui dari sisi industri, pengolahan nikel masih dipegang 85 persen oleh asing.
"Tetapi untuk industri, itu saya jujur mengatakan dikuasai 85 persen oleh asing. Kenapa? Karena memang untuk kredit investasi, di awal untuk industri, itu perbankan luar negeri yang lebih berminat daripada di dalam negeri," katanya.
ADVERTISEMENT
Hitungan Bahlil, butuh ekuitas 30-40 persen untuk menjalankan mengolah nikel. Tapi dana sebesar itu sulit didapatkan dan biasanya hanya pengusaha tertentu yang mampu, sehingga bisnis ini dijalankan oleh segelintir orang saja.
Suasana proses peleburan bijih nikel menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Senin (22/4/2024) malam. Foto: Dok. Tim JK
"Nah kita kan enggak mau seperti ini. Nah kalau kemudian itu kreditnya dari luar negeri, pastinya punya syarat. Begitu ada transaksi, ekspor, untuk masukkan ke luar negeri kembali yang Anda pinjam," lanjutnya.
Belum lagi, pengusaha-pengusaha di dalam negeri juga suka parkir uangnya di luar negeri. Padahal mereka mengeruk keuntungan di dalam negeri.
Karena itu, pemerintah membuat aturan Dana Hasil Ekspor (DHE) disimpan di dalam negeri. Pemerintah juga meminta bank-bank dalam negeri lebih banyak memberikan pinjaman ke industri nikel dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Seluruh investasi yang terkait dengan hilirisasi daripada industri, dibiayai semuanya oleh bank dalam negeri. Khususnya Himbara. Selesai soal," katanya.