Bahlil Kembali Dicecar DPR Soal Izin Pabrik Semen Baru di Kalimantan

22 September 2021 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kembali dicecar Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade. Persoalannya masih seputar izin pabrik semen baru di Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Menurut Andre, izin pabrik semen baru di Kalimantan tidak diperlukan karena saat ini produksi dari pabrik eksisting sekitar 10,3 juta ton per tahun. Namun, konsumsinya hanya 4 juta ton. Artinya ada kelebihan pasokan (oversupply) 6 juta ton lebih.
"Artinya ada oversupply 6 juta ton semen di Kalimantan. Tapi pabrik baru ini kapasitas produksinya hingga 12 juta ton," kata Andre kepada Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9).
Untuk produksi semen secara nasional pun ada kelebihan pasokan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian yang dikutip Andre, kapasitas produksi semen nasional 116 juta ton hingga 120 juta ton. Sedangkan konsumsinya hanya 70 juta ton, termasuk domestik dan luar negeri.
Kondisi ini kontraproduktif, karena berdasarkan data Kemenperin, Indonesia diprediksi tidak perlu membangun semen baru hingga 2030.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaan saya kepada menteri-menteri yang ada di Kabinet Pak Jokowi, izin pabrik semen baru di Kalimantan untuk siapa? Katanya untuk ekspor, tapi ekspor ke siapa? Di China dan Thailand oversupply kok," lanjut Andre.
Anggota Fraksi Partai Gerindra Komisi VI Andre Rosiade. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Menurut Andre, Bahlil pernah berjanji melakukan audit pada semen nasional pada rapat tahun lalu. Namun, hingga kini nihil, sebab izin pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan tetap terbit.
"Kita tunggu audit Pak Bahlil supaya fair dan objektif. Kalau ada kekurangan, silakan Pak Bahlil buka impor, silakan buka izin pabrik baru. Tapi kalau benar oversupply, pemerintah harus berani cabut izin. Harus ada real dari rapat ini," kata Andre.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Golkar Gde Sumarjaya Linggih juga menyoroti produksi semen yang berlebih. Dia mengaku bingung mana yang harus dibela karena satu sisi ada investasi, di sisi lain masyarakat juga menginginkan harga semen murah.
ADVERTISEMENT
Dia meminta Bahlil segera melakukan kajian mengenai kondisi ini. Jangan sampai ada oligopoli terhadap semen yang membuat harganya susah dijangkau rakyat.
"Saya juga merasa lucu, kenapa kok sudah oversupply masih ada orang yang mau investasi? Di mana salahnya? Apakah pabrik yang sudah ada ini tidak efisien atau bagaimana? Ini yang perlu dikaji, Pak Menteri," ujarnya.