Bahlil Lahadalia: 7 Perusahaan Asing Bakal Bangun Pabrik Baterai Listrik di RI

17 September 2021 18:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahlil Lahadalia usai dilantik sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rabu (28/4). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Bahlil Lahadalia usai dilantik sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rabu (28/4). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut masih ada tujuh perusahaan asing lagi yang akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Adapun Korea Selatan telah resmi menjadi negara pertama yang membangun pabrik baterai listrik di Cikarang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Meski tak merinci lebih detail, Bahlil mengungkapkan perusahaan asal Eropa Hingga China akan segera merealisasikan investasi untuk pembangunan pabrik baterai listrik. Bahkan dalam waktu dekat ini.
“Jadi ini sekitar 6 atau 7 negara yang akan masuk ke Indonesia. makanya Indonesia akan kita jadikan sebagai negara pusat produsen baterai mobil,” katanya saat konferensi pers virtual, Jumat (17/9).
Pemerintah memang telah menggenjot investasi untuk energi terbarukan mengingat bahan baku di dalam negeri yang menjanjikan. Sedikitnya 26 persen nikel dunia terdapat di Indonesia.
“Dalam bayangan saya, ini dalam bayangan, mimpi saya nih, karena kita 26 persen menguasai bahan baku nikel dunia ada di Indonesia harusnya kita paling terbesar,” ungkapnya.
Bahlil mengungkapkan, Indonesia akan terus membuka peluang bagi investor asing untuk menanamkan modalnya, khususnya di sektor energi terbarukan. Pemerintah juga tidak membatasi negara-negara yang berniat menanamkan modal di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Jadi tidak benar kalau cuma Korea saja, nggak boleh ada satu negara pun yang mengatur Indonesia, nggak boleh. jadi kita memberikan ruang kompetisi yang fair. kita harus mampu menciptakan nilai tambah di Indonesia,” katanya.
Adapun konsorsium perusahaan asal Korsel akan membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik di Indonesia berkapasitas 10 Gigawatt Hour (GWH) dengan total nilai investasi USD 1,1 miliar. Angka itu setara dengan Rp 15,9 triliun (kurs Rp 14.500). Pembangunan pabrik ini hanya bagian dari total proyek konsorsium senilai USD 9,8 miliar.