Bahlil Lahadalia Mau Hilirisasi RI Turut Kerek Ekonomi Daerah

5 Oktober 2022 18:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia, Rabu (5/10/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia, Rabu (5/10/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan investasi hilirisasi yang didorong di Indonesia harus turut mendongrak perekonomian daerah. Bahlil tak mau hilirisasi membuat warga lokal hanya menjadi penonton namun turut terlibat dalam membangun daerahnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, saat ini Indonesia tengah membangun industri hilirisasi. Sejumlah investor mulai berkomitmen untuk menyuntikkan modalnya di Indonesia salah satunya untuk hilirisasi mobil listrik.
Investasi yang masuk ini di antaranya dari Korea, di mana perusahaan LG berkomitmen untuk investasi di sektor industri baterai terintegrasi senilai USD 9,8 miliar. Kemudian CATL dari China berkomitmen untuk investasi di baterai terintergrasi senilai USD 5,2 miliar. Lalu juga ada Foxconn yang berkomitmen investasi di industri baterai listrik, kendaraan listrik dan industri pendukungnya senilai USD 8 miliar.
"Kami tidak hanya ingin hilirisasi seperti itu, tak ingin investasi masuk daerah, tapi kita ingin investasi yang masuk di daerah wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha daerah, dengan UMKM daerah," kata Bahlil saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia, Rabu (5/10).
ADVERTISEMENT
"Jangan orang daerah dijadikan sebagai penonton untuk kekayaan alamnya tanpa mereka dimanfatkan secara baik," sambungnya.
Pemerintah saat ini telah mengeluarkan regulasi melalui peraturan menteri yang mewajibkan setiap pengusaha atau investor yang masuk ke daerah-daerah berkolaborasi dan melibatkan pengusaha-pengusaha di daerah.
"Ada potensi ekonomi di daerah kembali ke daerah. Jangan hanya berfikir jadi karyawan," ujarnya.
Bahlil menyebut hilirisasi industri di Indonesia mulai terlihat hasilnya. Sebelum ekspor nikel dilarang, ekspor produk nikel Indonesia pada tahun 2017 hanya USD 3,3 miliar. Angka tersebut melejit usai Presiden Jokowi melarang ekspor bijih nikel, di mana pada tahun 2021 ekspor produk turunan nikel Indonesia mencapai USD 20,9 miliar.
Terlihat dari defisit perdagangan Indonesia dengan China pada periode 2016-2017 sekitar USD 18 miliar, kemudian pada 2021 defisit perdagangan Indonesia dengan China bisa diperkecil menjadi USD 2,4 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kenapa, karena kita hajar mereka dengan produk-produk hilirisasi dengan nikel," ujar Bahlil.