Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Bahlil Lahadalia Mau Hilirisasi RI Turut Kerek Ekonomi Daerah
5 Oktober 2022 18:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan investasi hilirisasi yang didorong di Indonesia harus turut mendongrak perekonomian daerah. Bahlil tak mau hilirisasi membuat warga lokal hanya menjadi penonton namun turut terlibat dalam membangun daerahnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, saat ini Indonesia tengah membangun industri hilirisasi. Sejumlah investor mulai berkomitmen untuk menyuntikkan modalnya di Indonesia salah satunya untuk hilirisasi mobil listrik.
"Kami tidak hanya ingin hilirisasi seperti itu, tak ingin investasi masuk daerah, tapi kita ingin investasi yang masuk di daerah wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha daerah, dengan UMKM daerah," kata Bahlil saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia, Rabu (5/10).
ADVERTISEMENT
"Jangan orang daerah dijadikan sebagai penonton untuk kekayaan alamnya tanpa mereka dimanfatkan secara baik," sambungnya.
Pemerintah saat ini telah mengeluarkan regulasi melalui peraturan menteri yang mewajibkan setiap pengusaha atau investor yang masuk ke daerah-daerah berkolaborasi dan melibatkan pengusaha-pengusaha di daerah.
"Ada potensi ekonomi di daerah kembali ke daerah . Jangan hanya berfikir jadi karyawan," ujarnya.
Bahlil menyebut hilirisasi industri di Indonesia mulai terlihat hasilnya. Sebelum ekspor nikel dilarang, ekspor produk nikel Indonesia pada tahun 2017 hanya USD 3,3 miliar. Angka tersebut melejit usai Presiden Jokowi melarang ekspor bijih nikel, di mana pada tahun 2021 ekspor produk turunan nikel Indonesia mencapai USD 20,9 miliar.
Terlihat dari defisit perdagangan Indonesia dengan China pada periode 2016-2017 sekitar USD 18 miliar, kemudian pada 2021 defisit perdagangan Indonesia dengan China bisa diperkecil menjadi USD 2,4 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kenapa, karena kita hajar mereka dengan produk-produk hilirisasi dengan nikel," ujar Bahlil.