Bahlil Lahadalia Targetkan RI Bisa Kuasai 61 Persen Saham Freeport

3 Mei 2024 6:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama PT Freeport Indonesia melakukan ground breaking fasilitas pusat sains dan kemitraan di Universitas Cenderawasih Jayapura, Kamis (6/10/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama PT Freeport Indonesia melakukan ground breaking fasilitas pusat sains dan kemitraan di Universitas Cenderawasih Jayapura, Kamis (6/10/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, menargetkan pemerintah bisa menguasai 61 persen saham Freeport. Saat ini, pemerintah menggenggam 51 saham Freeport.
ADVERTISEMENT
Bahlil menyinggung soal izin usaha Freeport yang akan habis pada 2041. Ia mengungkapkan pemerintah berencana memperpanjang kontrak tersebut sampai 2061 dengan salah satu syaratnya perusahaan tersebut melepas lagi 10 persen sahamnya ke Indonesia.
“Ini tujuan pasal 33. Kalau tembaganya ada kita bangun pabrik mobil, jadi kita bangun ekosistemnya semua di Indonesia. Ke depan itu green energi,” kata Bahlil saat kuliah umum di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, yang ditayangkan secara virtual Kamis (2/5).
Bahlil menjelaskan negara harus mempunyai arah kebijakan yang jelas. Menurutnya, Indonesia negara kaya dan Freeport saat ini merupakan aset negara.
Bahlil lalu menceritakan pada 2018 lalu, saham Freeport yang dimiliki Indonesia hanya 9,36 persen. Lalu menjadi 51,23 persen setelah divestasi saham pada September 2018 lalu melalui PT Inalum (Persero) yang membayar sebagian saham Freeport senilai USD 3,85 miliar atau hampir Rp 60 triliun.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan saat ini saham PT Freeport dimiliki mayoritas oleh Indonesia dengan nilai valuasi dari dividen mencapai Rp 300 triliun.
“2018 Pak Jokowi mengatakan akan mengambil sebagaian saham-saham yang dikelola asing, dan itu kekayaan milik Indonesia baik minyak maupun Freeport. Kita (pemerintah) beli hampir USD 4 miliar, dan dari pendapatan itu sekarang dividen 2024 sudah hampir lunas dengan pendapatan itu," ujar Bahlil.
"Artinya Pak Jokowi membuat kebijakan membeli tidak sia-sia, sekarang nilai valuasi PT Freeport mencapai USD 20 miliar, Rp 300 triliun,” ujar Bahlil.
Bahlil menegaskan target penambahan saham Freeport menjadi 61 persen tersebut bertujuan untuk makin menyejahterakan masyarakat Indonesia. Ia berharap dengan penambahan saham tersebut akan terdapat lapangan kerja baru bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kita lakukan ini untuk apa? Supaya mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan lapangan bisnis. Kalau hilirisasi ini kita bangun di daerah-daerah bisa menciptakan peluang. Investasi itu seperti kereta api, ada lokomotif ada gerbong,” tutur Bahlil.