Bahlil Sebut Hilirisasi Minerba Mampu Percepat Pertumbuhan Ekonomi RI

11 Agustus 2023 10:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon, bersama Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, dan sejumlah perusahaan BUMN  Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (3/8/2023). Foto: Dok. Kementerian Investasi
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon, bersama Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, dan sejumlah perusahaan BUMN Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (3/8/2023). Foto: Dok. Kementerian Investasi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dinilai perlu melakukan strategi khusus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. Sebab, saat ini banyak negara mengalami risiko pelemahan ekonomi akibat ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah saat ini melakukan hilirisasi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi Hilirisasi yang dilakukan menekankan kepada green energy dan green investasi, salah satunya pada sektor mineral dan batu bara atau minerba yaitu hilirisasi nikel.
Dia menjelaskan, pemerintah saat ini telah membangun beberapa smelter untuk mendukung hal tersebut dan hasilnya saat ini indonesia telah berhasil mengekspor nikel mencapai USD 30 miliar atau naik hampir sepuluh kali lipatnya.
Melalui hilirisasi nikel ini Indonesia telah menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik. Namun karena timbul permasalahan perizinan maka pemerintah membuat sebuah sistem perizinan terintegrasi OSS berbasis risiko yang mampu memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan modalnya.
“Harapannya melalui hilirisasi minerba ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Tanah Air, dan menjadi tuan di negeri sendiri,” ujar Bahlil dalam Seminar Nasional Policy Brief, Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, untuk menopang pertumbuhan ekonomi, pemerintah melakukan transformasi dengan mengubah industri sektor primer menjadi industri berbasis nilai tambah atau hilirisasi.
Di dalam negeri sendiri, industri pertambangan sektor mineral dan batubara menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara. Pada 2022, pendapatan dari sektor tersebut mencapai sekitar Rp183,35 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 325.575 orang.
“Salah satu agenda besar indonesia maju dalam pemerintahan Presiden Joko widodo adalah hilirisasi industrialisasi sumber daya alam termasuk mineral dan batubara (minerba),” kata dia.
Asisten Deputi (Asdep) Investasi Strategis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Bimo Wijayanto, menyampaikan bahwa hilirisasi turut mendukung kenaikan investasi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
“Melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat mempertegas penatakelolaan secara komprehensif investasi industri pertambangan mulai dari hulu hingga hilir, sampai dengan menumbuhkan industri baru, termasuk startup, berjalannya reklamasi dan pascatambang, terlibatnya aparat hukum, terciptanya keberlangsungan dan berjalannya manajemen risiko,” paparnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa hilirisasi memberi keuntungan berupa penerimaan negara yang tinggi. Jokowi mengambil contoh hilirisasi nikel. Menurutnya, realisasi nilai tambah hilirisasi nikel menjadi Rp 510 triliun dari pajak ekspor bahan mentah yang mencapai Rp 17 triliun per tahun
Dengan adanya hilirisasi ini, Jokowi menyebut negara tidak hanya meraup pendapatan dari pajak, tetapi juga mendapat penerimaan dari PPN, PPh Badan, PPh Karyawan, royalti, dan bea keluar.
“Bayangkan saja, negara itu hanya mengambil pajak. Mengambil pajak dari Rp 17 triliun sama ambil pajak dari Rp 500 triliun gedean mana?,” ungkap Jokowi saat mencoba LRT Jabodebek bersama para artis, Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT