Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Bahlil Targetkan Neraca Perdagangan RI dengan China Bisa Surplus di Akhir 2022
4 Oktober 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menargetkan neraca perdagangan Indonesia dengan China bisa surplus. Ia mengungkapkan defisit perdagangan Indonesia dengan China di 2018 mencapai USD 17 miliar sampai USD 18 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun, neraca perdagangan tersebut pada 2021 membaik di mana defisit Indonesia menjadi USD 2 miliar. Bahlil mengatakan hal itu karena ekspor Indonesia didorong dari hasil industri hilirisasi nikel. Dengan tren seperti itu, ia menargetkan di akhir 2022 Indonesia bisa surplus.
"Tahun ini target kami harus surplus, kita tidak perlu takut mereka, mereka memang banjiri kita dengan produk-produk mereka tapi kita banjiri juga mereka dengan hasil industri dalam negeri untuk kita lebih kompetitif," kata Bahlil saat memberikan orasi ilmiah di UGM, Selasa (4/10).
Neraca perdagangan Indonesia dengan China dari tahun 2018 memang terus defisit. Pada 2018, Indonesia defisit USD 18,4 miliar, lalu menjadi USD 17 miliar pada 2019. Angka itu membaik menjadi USD 7,9 miliar pada tahun 2020, dan menjadi USD 2,4 miliar pada 2021. Sementara pada tahun 2022 dari Januari-Agustus, perdagangan Indonesia-China masih defisit mencapai USD 5,51 miliar.
ADVERTISEMENT
Bahlil menegaskan bahwa hilirisasi adalah satu agenda yang sangat penting. Presiden Jokowi, kata Bahlil, sudah memikirkan bagaimana harus menciptakan pusat ekonomi seperti Jakarta di daerah.
Dengan begitu, ia merasa akan bisa menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Bahlil melihat solusi dari hal itu adalah bagaimana mendorong investasi masuk membawa hilirisasi di daerah-daerah.
"Hilirisasi ini harus berkeadilan, jangan orang daerah hanya jadi penonton di negerinya sendiri. Orang daerah harus dilibatkan secara aktif dan besar bersama-sama dengan di mana investasi itu berada," pungkasnya.