Bahlil Ungkap Alasan Softbank Batal Investasi IKN: Tak Untung Bagi Negara!

14 Desember 2022 19:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan alasan bank asal Jepang, Softbank, menarik kembali komitmen investasinya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara lantaran tidak menguntungkan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahlil menuturkan, Softbank bahkan sudah bertemu Presiden Jokowi dan dirinya secara langsung untuk menawarkan proposal investasi. Namun, penawaran tersebut hanya menguntungkan pihak Softbank.
"Proposal yang ditawarkan untung bagi dia tidak untung bagi negara, dan kami tidak mau didikte," ungkapnya saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (14/12).
Dia pun mencontohkan, Softbank ingin menentukan sendiri angka Internal Rate of Return (IRR) dari investasi di IKN tersebut. Menurut dia, hal tersebut tidak adil atau fair bagi pemerintah.
"Dia mau bangun IRR-nya ditentuin sendiri, nanti tinggal pemerintah sewa ke dia, enggak fair dong! Enggak cincay dong," tegas Bahlil.
Dengan demikian, Bahlil menyebutkan pemerintah mencari model investasi untuk IKN Nusantara yang adil, yakni investasi yang menguntungkan investor sekaligus tidak memberatkan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Enggak boleh pengusaha mengatur negara, negara yang mengatur pengusaha, tapi negara juga enggak boleh semena-mena dengan pengusaha," tuturnya.
Suasana acara Ibu Kota Nusantara Sejarah Baru Peradaban Baru, di Djakarta Theater, Selasa (18/10/2022). Foto: Kadin Indonesia
Namun, di sisi lain, Bahlil memastikan jika investasi di IKN Nusantara masih laku diminati oleh pihak asing. Dia pun memaparkan beberapa negara yang sudah berkomitmen menanamkan modalnya di megaproyek ini.
"IKN ini investornya sudah ada, dari Uni Emirat Arab, China, beberapa negara Eropa, Taiwan, Korea Selatan itu ada," pungkasnya.
Sebelumnya, urungnya SoftBank mendanai proyek pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur terungkap setelah media terkemuka asal Jepang, Nikkei memberitakan kabar tersebut.
Kabar tersebut mengejutkan, pasalnya, Presiden Jokowi telah menunjuk CEO Softbank, Masayoshi Son sebagai pengarah di proyek IKN. Keduanya pun telah mengadakan pertemuan di Istana Negara untuk membahas proyek IKN pada Februari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sempat menyebut keinginan Softbank investasi di proyek IKN. Luhut menyebut Softbank tertarik berinvestasi hingga USD 100 miliar pada proyek IKN.