Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mencari utang untuk mendanai pembangunan proyek permunian logam dan tembaga atau smelter di Gresik, Jawa Timur dengan Java Integrated and Ports Estate (JIPE). Dana yang diincar mencapai USD 2,8 miliar.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyebut, ada sembilan bank yang tengah dijajaki untuk pemberian utang ke perusahaan. Akan tetapi, dia tak mau menyebutkan bank mana saja yang rela patungan untuk proyek tersebut.
"Ini gabungan dari luar dan dalam negeri," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2).
Secara keseluruhan, proyek yang dikembangkan di Gresik ini membutuhkan dana USD 3 miliar. Di dalamnya mencakup kebutuhan dana pembangunan fisik smelter USD 600 juta.
Hingga saat ini, proyek tersebut baru mencapai 4,88 persen dan belum ada pembangunan fisik. Pemadatan lahan bakal dilakukan selama dua hingga tiga bulan ke depan.
"Setelah itu kami lakukan lelang EPC dan Agustus harapannya sudah mulai konstruksi," ungkapnya.
Kata dia, awalnya perusahaan memiliki dua opsi wilayah yakni satu wilayah dengan Pabrik Petrokimia Gresik dan JIPE. Akhirnya, PTFI sudah memastikan pembangunan akan dilakukan di Kawasan JIPE.
ADVERTISEMENT
Smelter ini akan memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton per tahun konsentrat tembaga dan kapasitas PMR 6000 ton per tahun. Target waktu operasi komersial untuk PMR Kuartal IV tahun 2022, sementara smelter Kuartal IV tahun 2023.