Bank Indonesia Catat Aliran Modal Asing Masuk Rp 7,55 T Pekan Ini

17 Juli 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aliran modal asing berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). Foto:  ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aliran modal asing berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 12-15 Juli 2021, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar Rp 7,55 triliun. Aliran modal yang masuk ke pasar keuangan domestik ini terjadi di tengah adanya PPKM Darurat.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merinci, nilai tersebut terdiri dari beli neto di pasar Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp 5,73 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 1,82 triliun. Sedangkan secara year to date, aliran modal asing tercatat masuk Rp 860 miliar.
“Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd) non residen beli neto Rp 860 miliar,” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Sabtu (17/7).
Seiring dengan masuknya dana asing, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 77,03 bps per 15 Juli 2021 dari sebelumnya 76,65 bps per 9 Juli 2021.
Sementara tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun berada di level 6,36 persen. Sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun ada di level 1,29 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun pada akhir Kamis (15/7), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp 14.480 per dolar Amerika Serikat. Sedangkan pada Jumat (16/7), rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.490 per dolar AS.
Sementara itu, dari sisi inflasi, Erwin mengeklaim tingkat inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juli 2021, perkembangan harga pada Juli 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2021 secara tahun kalender sebesar 0,75 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,45 persen (yoy),” ujarnya.
Erwin merinci, penyumbang utama inflasi Juli 2021 sampai dengan minggu ketiga adalah cabai rawit sebesar 0,03 persen (mtm), tomat, kangkung, bawang merah, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar -0,08 persen (mtm), telur ayam ras sebesar -0,03 persen (mtm), emas perhiasan sebesar -0,02 persen (mtm), jeruk sebesar -0,02 persen (mtm), cabai merah dan kentang masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Menurutnya, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Serta mengkoordinasikan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tandasnya.