Uang Kripto Makin Marak, Bank Indonesia dan Rupiah Terancam?

17 Juli 2021 14:56 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang kripto. Foto: REUTERS/Ann Wang
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang kripto. Foto: REUTERS/Ann Wang
ADVERTISEMENT
Disrupsi di bidang digital, seperti uang kripto yang terjadi belakangan ini ternyata juga berdampak pada Bank Indonesia (BI). Munculnya Bitcoin cs diakui Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono membuat BI mau tak mau juga harus melakukan transformasi alias perubahan. Tujuannya agar kehadiran BI tetap relevan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Transformasi digital adalah sebuah keniscayaan. Kalau enggak ya kita menjadi enggak relevan. Kalau orang pegang Bitcoin, apa bank sentral masih relevan?” ujar Erwin dalam Webinar Leadership in Digital Era, PPM School of Management, Sabtu (17/7).
Menurut Erwin, kehadiran Bitcoin memberikan disrupsi yang sangat nyata bagi bank sentral. Sebab, Bitcoin muncul dengan beragam keunggulan, belum lagi media sosial Facebook juga berencana mengeluarkan mata uang Libra.
Erwin mengatakan, apabila Libra bener-benar direalisasikan, maka di masa depan transaksi uang akan semakin efisien. Sebab Facebook mendesain bahwa mata uang besutannya tersebut bisa ditransaksikan tanpa biaya sama sekali, sama seperti orang yang kirim chat di aplikasi percakapan.
Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi Bank Indonesia. Sebab di titik tersebut, bisa jadi keberadaan rupiah tidak lagi menarik sehingga mata uang ini bisa ditinggalkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Nantinya perpindahan Libra persis seperti kirim text, enggak ada biaya sama sekali. Kalau semua orang pake Libra, karena efisien dan stabil, siapa yang mau pegang rupiah?” ujarnya.
Untuk itulah, Erwin mengatakan pihaknya pun kini turut melakukan transformasi. Bank Sentral mencoba terbuka kepada perubahan agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“(Rupiah) enggak relevan kalau BI enggak berubah. Disrupsi itu nyata, bahkan bagi Bank Sentral yang katanya seperti menara gading yang sangat kokoh dan tidak terpengaruh. Tidak, kasus seperti Libra dan Bitcoin itu secara langsung mempengaruhi efektivitas Bank Sentral,” tandasnya.