Bank Jago Raup Laba Rp 86 M di 2021, Pertama Kali Sejak Jadi Bank Digital

11 Maret 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas tengah menjelaskan cara penggunaan aplikasi Bank Jago. Foto: ANTARA/HO-Bank Jago
zoom-in-whitePerbesar
Petugas tengah menjelaskan cara penggunaan aplikasi Bank Jago. Foto: ANTARA/HO-Bank Jago
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Jago Tbk sukses meraup laba sebesar Rp 86 miliar di 2021, membalik kerugian sebesar Rp 190 miliar di 2020. Ini merupakan perolehan laba pertamanya sebagai bank digital.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, cikal bakal Bank Jago adalah Bank Artos yang didirikan di Bandung pada 1992. Pada 2019, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) masuk sebagai pemegang saham pengendali baru setelah mengakuisisi saham Bank Artos masing-masing sebesar 37,65% dan 13,35%.
Setelah itu, pada 2020 Bank Artos pun berubah menjadi bank digital dengan brand Bank Jago. Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan, raihan laba ini menjadi bukti keberhasilan transformasi sebagai bank berbasis teknologi.
Pencapaian laba tersebut menurut Kharim, ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya. Pada sisi lain, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) juga dijaga tetap rendah. Dengan strategi itu, penyaluran kredit 2021 mencapai Rp 5,37 triliun, meningkat 491 persen dari akhir 2020 sebesar Rp 908 miliar.
ADVERTISEMENT
“Kami berangkat dari baseline yang rendah sehingga persentase kenaikannya terlihat sangat tinggi. Di sisi lain model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital membuat penyaluran kredit lebih signifikan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, Jumat (11/3).
Kharim menuturkan, pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan struktur biaya dana yang membaik berdampak positif pada perolehan laba bersih sebelum pajak (net profit before tax/NPBT) sebesar Rp 9 miliar. Sementara itu laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp 86 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar. Foto: Selfy Momongan/kumparan
“Pencapaian laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasi yang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” ujar Kharim.
ADVERTISEMENT
Bank Jago fokus pada segmen ritel (consumer), mass market, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bank Jago berhasil meraih laba pada 2021.
Selama 2021 Bank Jago telah berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit.
Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jago setahun terakhir. Sumber: Bank Jago
Kolaborasi, lanjut Kharim, membuat ekspansi bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah yang berada di level 0,6.
“Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp 652 miliar. Sementara itu beban bunga terkerek 147 persen menjadi Rp 63 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp 590 miliar atau tumbuh 812 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7 persen.
*****
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!
*****
Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga dan Head of Business Partnership PT Bank Jago Sonny Christian Joseph (kiri) menandatangani perjanjian kerja sama. Foto: Akulaku/HO/ANTARA
Tidak hanya pendapatan bunga bersih, Bank Jago juga meraih fee based income sebesar Rp 56 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021. Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp 3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Berkat aplikasi Jago, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp 1,68 triliun, meningkat 667 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen menjadi Rp 2 triliun.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan komposisinya yang diperoleh Bank Jago. Sumber: Bank Jago
Pencapaian ini membuat porsi CASA terhadap total DPK meningkat, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.
ADVERTISEMENT
“Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif,” imbuh Kharim.
Hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp 12,31 triliun, tumbuh 465 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170 persen, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.