Bank Sentral AS PHK Ratusan Karyawan

24 September 2023 16:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Federal Reserve. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Federal Reserve. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed mengumumkan memangkas 300 karyawan di sepanjang 2023.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Minggu (24/9) Juru Bicara The Fed mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan The Fed kepada 12 bank cadangan regional imbas dari kecanggihan teknologi masa kini.
"Juru bicara tersebut tidak bersedia berbicara mengenai atribusi langsung, mengatakan bahwa pengurangan staf merupakan kombinasi dari pengurangan karyawan, termasuk pensiun, dan PHK," tulis laporan tersebut.
Adapun menurut laporan tahunan dan dokumen keuangan yang disiapkan oleh The Fed setiap tahunnya, jumlah staf yang dianggarkan untuk sistem tersebut termasuk bank regional, Dewan Gubernur yang berbasis di Washington DC, dan tiga unit yang lebih kecil akan berkurang lebih dari 500 posisi sejak 2022 hingga 2023 dari 24.428 menjadi 23.895.
"Meskipun kecil jika dibandingkan dengan jumlah anggota The Fed, ini adalah pertama kalinya jumlah pegawai yang dianggarkan turun sejak tahun 2010," terangnya.
ADVERTISEMENT
Pemangkasan karyawan terjadi usai The Fed mengalami kerugian hingga USD 100 miliar atau setara dengan Rp 1.536 triliun (kurs Rp 15.367 per dolar AS).
Boncosnya The Fed diakibatkan oleh tingginya suku bunga. Bahkan, angka tersebut diproyeksi bisa melonjak jika The Fed terus mengerek suku bunga.
"The Fed merugi karena terus membayar beban bunga yang tinggi dibandingkan dengan bunga yang diperoleh dari obligasi yang dimilikinya," tulis laporan tersebut.
Mantan Staf Federal Reserve yang kini menjabat di Universitas Yale, William English memproyeksi kerugian The Fed bisa tembus USD 200 miliar atau setara dengan Rp 3.072 triliun pada tahun 2025.
Sementara itu, Analis LH Meyer Derek Tang memproyeksi kerugian The Fed berada di kisaran USD 150 miliar hingga Rp 200 miliar atau sekitar Rp 2.304 triliun hingga Rp 3 072 triliun di tahun 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
"The Fed jarang sekali mengalami kerugian. Namun, bisa rugi jika tidak ada keseimbangan dalam menerapkan kebijakan moneter dan tujuannya," katanya.
Federal Reserve. Foto: Shutterstock
Awal Mula Kerugian The Fed
Pada saat pandemi COVID-19 menghantam dunia, The Fed bersama Bank Sentral lain membeli obligasi swasta dan pemerintah secara besar-besaran. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian di tengah gejolak pandemi.
Belanja berlebihan tersebut tentunya membuat laporan keuangan The Fed membengkak dari sebelum pandemi USD 4 triliun setara dengan Rp 6.144 triliun menjadi USD 8,8 triliun atau Rp 13.516 triliun di Maret 2022.
Kerugian yang dialami The Fed bukanlah hal yang mengejutkan. Mengingat kampanye agresifnya untuk menaikkan suku bunga, yang telah mengubah suku bunga acuan overnight dari level mendekati nol pada Maret 2022 ke
ADVERTISEMENT