Banyak S1 dan S2 Jadi Korban Investasi Bodong, Ini yang Jadi Sebab Menurut OJK

21 April 2021 11:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi bodong. Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi bodong. Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Berbagai modus investasi bodong banyak merugikan masyarakat, karena menjanjikan iming-iming keuntungan besar, namun pada kenyataannya tidak terbukti. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap fakta mengejutkan, banyak di antara korban investasi bodong itu adalah kalangan terdidik, yakni sarjana bahkan S2.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil temuan kami, bukan hanya masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah yang jadi korban investasi ilegal. Tapi banyak juga di antara mereka yang sangat literated dengan gelar sarjana bahkan S2 atau mungkin lebih tinggi dari itu yang juga menjadi korban investasi ilegal," kata anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Perlindungan Konsumen, Tirta Segara, dikutip dari laman Youtube Infobank, Rabu (21/4).
Dia menjelaskan penyebab banyaknya korban investasi bodong, adalah karena masyarakat tergiur keuntungan besar, namun mengabaikan risikonya. Ada investasi yang menawarkan keuntungan hingga 30 persen hanya dalam waktu 7 hari.
"Ini secara logika kan enggak masuk. Tapi kami melihat ada yang ingin cepat kaya, tanpa kerja keras," ujarnya.
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sementara itu Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mendorong adanya survei mendalam untuk memetakan kelompok masyarakat yang paling rentan jadi korban investasi bodong. Karena menurutnya, yang terdidik seperti sarjana, S2 atau bahkan S3, belum tentu memiliki literasi digital yang baik.
ADVERTISEMENT
"Ini artinya kan yang rentan itu tidak hanya orang yang tidak terdidik, tapi yang tidak terdidik dalam literasi digital. Ini yang menjadi kita sering terkecoh, seolah-olah kalau sekolahnya sarjana S1, S2 atau S3 sudah pasti adalah... Jangan-jangan itu adalah kelompok iliterasi baru. jauh kalah literasinya oleh anak-anak muda yang tamatan SMP atau SMA," ujar Imam Prasodjo.
Seperti yang diungkapkan OJK, Imam pun membenarkan sejumlah orang yang dikenalnya sebagai kalangan terdidik jadi korban penipuan investasi bodong. Survei mendalam ini diperlukan juga untuk memastikan, apakah masyarakat jadi korban investasi bodong karena sifat konsumeristik sehingga menempuh berbagai jalan pintas atau sebenarnya karena ketidaktahuan mereka.
"Saya kebetulan tahu beberapa orang yang sangat terdidik. Bahkan ada mantan Ketua LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pernah tertipu bahkan sampai berapa ratus juta. Itu riil. Walaupun ini tidak pada tempatnya untuk diceritakan di sini ya," katanya.
ADVERTISEMENT