Banyak UMKM Berhasil Lunasi Kredit, Tren Restrukturisasi BRI Melandai

10 Februari 2022 10:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank BRI. Foto: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank BRI. Foto: BRI
ADVERTISEMENT
Tren restrukturisasi kredit di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melandai. Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan estrukturisasi BRI saat ini tersisa Rp 156,93 triliun hingga akhir Desember 2021 dari total sebesar Rp 245,22 triliun sejak awal pandemi.
ADVERTISEMENT
Sunarso menegaskan, sejak awal pandemi BRI sangat fokus pada restrukturisasi kredit UMKM sebab menjadi penyokong ekonomi nasional. Relaksasi ini diberikan agar pelaku UMKM bisa bertahan di masa sulit.
“Sejak awal COVID-19 kami telah memberikan restrukturisasi lebih Rp 245 triliun terutama kredit UMKM. Dari awal pandemi, saya sudah katakan kalau mau selamat, selamatkan UMKM. Alhamdulillah sekarang yang masih restrukturisasi tinggal Rp 156 triliun,” ujar Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Sunarso mengatakan angka tersebut menurun karena kebanyakan UMKM telah melunasi kredit mereka. Artinya mereka berhasil melewati masa krisis akibat pandemi. Kemudian sebagian besar UMKM juga sudah berhasil melunasi lalu mengajukan kredit lagi dan status cicilannya lancar.
Sisanya, Sunarso mengatakan masih ada UMKM yang belum melunasi kreditnya namun status angsurannya lancar. Meski demikian Sunarso tidak menampik bahwa ada beberapa UMKM yang gagal bangkit sehingga kreditnya macet total. Namun Sunarso mengatakan jumlahnya tidak lebih 5 persen dari total restrukturisasi BRI.
Sosialisiasi aplikasi khusus para tenaga pemasar mikro BRI atau Mantri BRI. Foto: Dok. BRI
“Ada yang benar-benar yang enggak bisa diselamatkan. Dari seluruh kredit yang enggak bisa diselamatkan enggak lebih dari 5 persen,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Sunarso angka itu masih aman sebab BRI mencadangkan biaya untuk risiko nasabah gagal bayar atau Loan at Risk/LAR lebih dari 30 persen. Dengan demikian, perseroan berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.
“Yang kita restrukturisasi itu kalau jatuh sampai 30 persen masih aman. NPL 3,08 persen menurut saya sangat manageable,” ujar Sunarso.