Banyuwangi Jadi Bandara Internasional, AP II Ajukan Izin ke Kemenhub

23 Juli 2018 8:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu Kedatangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi (Foto: Ulfa/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu Kedatangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi (Foto: Ulfa/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bandara Banyuwangi memiliki potensi besar sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia. Alasannya, Bandara Banyuwangi berdiri di lokasi yang strategis di dekat Pulau Bali.
ADVERTISEMENT
Bahkan, PT Angkasa Pura II (Persero) akan mendesain Bandara Banyuwangi sebagai tempat mendaratnya para wisatawan, sama seperti Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali dan Bandara Lombok di Nusa Tenggara Barat. Untuk itu, AP II tengah mengusahakan agar status Bandara Banyuwangi berubah menjadi bandara internasional dengan mengajukan izin kepada Kementerian Perhubungan.
"Kita akan mengajukan izin kepada Menteri Perhubungan untuk dapat kiranya Bandara Banyuwangi disetujui untuk menjadi bandara internasional. Sudah ada pengajuan dari beberapa maskapai. Ini peluangnya cukup tinggi untuk menghadirkan wisatawan mancanegara," ungkap Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin saat ditemui di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (22/7).
Dengan status bandara internasional, Bandara Banyuwangi diharapkan bisa mengurangi beban Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Selain itu, Bandara Banyuwangi juga didesain sebagai pusat pendaratan maskapai penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC). Maka konsep tourism triangle pun diusung untuk mensinergikan Bandara Banyuwangi dengan Bandara Internasional Ngurah Rai dan Bandara Lombok.
Bandara Blimbingsari Banyuwangi (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Blimbingsari Banyuwangi (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Ada kemungkinan alternatif low cost carrier airport bisa dihadirkan lewat Banyuwangi dan Lombok. Nanti pembagian beban traffic bisa seimbang dan mau diatur sehingga dengan konsep tourism triangle low cost carrier bisa hadir di Lombok dan Banyuwangi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pengembangan Bandara Banyuwangi juga tengah dilakukan dalam upaya mendukung penyelenggaraan acara IMF-World Bank Forum di Bali pada Oktober 2018 mendatang. Bandara Banyuwangi nantinya bisa menjadi hub dan tempat parkir bagi pesawat negara-negara yang hadir dalam forum tersebut.
Ujungnya, bandara ini mampu menambah kapasitas tampung penumpang. AP II menargetkan jumlah pergerakan penumpang pada Juli hingga Desember 2018 mencapai 320 ribu orang, atau naik 97 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya 162 ribu orang.
"Kita kebut selesai sebelum Oktober, sebelum IMF-World Bank Forum," ujar Awaluddin.
Berikut ini proyek pengembangkan Bandara Banyuwangi:
1. Penebalan Landasan (Overlay Runway), yang sebelumnya PCN 27 menjadi PCN 56, sehingga dapat mengakomodir pesawat tipe Boeing 737-8 NG, 737-9 ER dan Airbus 320,
ADVERTISEMENT
2. Perluasan tempat parkir pesawat (APRON) dari kapasitas sebelumnya 3 pesawat narrow body (luas 16.200 m2) menjadi 9 pesawat narrow body dan 2 small body (luas 34.000 m2),
3. Perpanjangan dan pelebaran landasan, dari yang sebelumnya 2.250 x 30 m2 menjadi 2.500 x 45 m2,
4. ‎Perluasan lahan parkir kendaraan dari sebelumnya 2.000 m2 (dapat memuat 80 kendaraan) menjadi 5.000 m2 (260 kendaraan),
5. ‎Perluasan terminal penumpang dari 7.000 m2 (dapat menampung 700.000 penumpang per tahun) menjadi 20.000 m2 (2 juta penumpang per tahun).