Bapanas: Harga Beras Medium di Seluruh RI Kompak Melejit di Atas HET

25 Oktober 2022 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membersihkan beras yang akan dijual di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membersihkan beras yang akan dijual di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) mencatat harga beras medium hampir di semua provinsi di Indonesia berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Adapun HET beras medium itu diatur di dalam Permendag nomor 57 tahun 2017. Dalam beleid tersebut diatur bahwa HET beras medium untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi adalah Rp 9.450/kg. Sementara Maluku dan Papua Rp 10.250/kg, dan untuk wilayah Sumatera (kecuali Lampung dan Sumatera Selatan), NTT, Kalimantan Rp 9.950.
"Berdasarkan wilayah, harga beras medium di tingkat konsumen saat ini hanya di NTB, kemudian Sulawesi Selatan, dan sedikit di Yogyakarta warnanya masih hijau dibanding HET beras medium (di bawah HET)," ujar Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani dalam webinar yang digelar PATAKA, Selasa (25/10).
Data NFA per 24 Oktober 2022 mencatat bahwa harga beras medium di tingkat konsumen yang paling tinggi ditemukan di Sumatera Barat yang harganya sudah menyentuh Rp 13.510/kg dan terendah di Sulawesi Selatan dengan harga mencapai Rp 9.690/kg. Sementara secara rata-rata nasional harga beras medium di tingkat konsumen mencapai Rp 10.820/kg.
ADVERTISEMENT
"Tapi untuk Kepri, Riau, Kalimantan, Indonesia Timur, sudah merah. Artinya sudah melampaui HET beras medium di konsumen yang rata-rata kenaikannya lebih dari 20 persen HET yang berlaku," sambungnya.
Selain harga beras, NFA juga mencatat adanya tren kenaikan harga gabah di tingkat petani. Per 24 Oktober 2022, harga gabah kering panen di tingkat petani meningkat 13,5 persen, gabah kering giling melonjak 9,2 persen. Kendati harga beras medium melonjak melebihi HET, Rachmi mencatat tren serupa tak terjadi untuk beras jenis premium.
"HET premium tidak dilampaui. Harga beras premium masih di bawah HET premium. Tapi HET medium dari awal sampai sekarang dilewati terus. Ini menjadi perhatian Badan Pangan," pungkasnya.