Batal Hirup Udara Bebas, Eks Bos Nissan Ditangkap atas Tuduhan Baru

21 Desember 2018 11:18 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nissan. (Foto: Reuters/Benoit Tessier)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan. (Foto: Reuters/Benoit Tessier)
ADVERTISEMENT
Harapan mantan bos Nissan Motor Co, Carlos Ghosn untuk menghirup udara bebas sirna, setelah aparat hukum Jepang menangkapnya kembali dengan tuduhan baru. Sebelumnya, secara mengejutkan pengadilan Tokyo pada Kamis (20/12) kemarin memutuskan untuk tidak memperpanjang masa penahanan Ghosn.
ADVERTISEMENT
Ghosn yang merupakan sosok terkemuka di industri otomotif karena pernah memimpin Nissan, Renault dan Mistubishi secara bersamaan, ditangkap di Bandara Haneda, Tokyo pada 19 November 2018 lalu. Dia dituduh menggelapkan uang perusahaan, serta tidak melaporkan pendapatan yang sebenarnya untuk menghindari pajak.
Di tengah proses hukum itu, pengadilan menolak permintaan untuk memperpanjang penahanannya, yang berarti dia dapat mengajukan permohonan untuk dibebaskan dengan jaminan.
Dikutip dari Reuters, Ghosn kembali ditangkap pada Jumat (21/12) atas tuduhan baru. Mengutip NHK, Reuters melaporkan Carlos Ghosn dituduh telah mengalihkan kerugian investasi pribadinya senilai USD 16 juta, menjadi beban keuangan perusahaan Nissan.
Kerugian setara Rp 231,75 miliar itu terjadi saat krisis keuangan global 2008 silam.
Chairman Nissan, Carlos Ghosn. (Foto: AFP PHOTO/Johannes Eisele)
zoom-in-whitePerbesar
Chairman Nissan, Carlos Ghosn. (Foto: AFP PHOTO/Johannes Eisele)
Atas tuduhan baru ini, belum ada tanggapan dari Ghosn maupun kuasa hukumnya. Sementara atas dugaan pelanggaran hukum sebelumnya, dia secara konsisten membantah sangkaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Padahal mengacu pada hukum di Jepang, jika terbukti bersalah Ghosn bisa dikenai hukuman 10 tahun penjara serta denda hingga 700 juta yen atau sekitar Rp 90 miliar.
Rangkaian kasus hukum yang dituduhkan kepada pria berkewarganegaraan Brasil dan Prancis ini, membuat pasar ragu atas masa depan kolaborasi industri otomotif besar dunia. Sebelumnya, Ghosn memimpin protek bersama Renault-Nissan, dan juga Mitsubishi.
Setelah penangkapan pada November lalu, korporasi-korporasi tersebut mencopot Ghosn dari pucuk pimpinan perusahaan.