Batas Ketahanan Bank Mandiri Hadapi Gejolak: Rp 37.000 per Dolar AS

26 November 2019 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RDP Komisi XI dengan Bank Mandiri. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
RDP Komisi XI dengan Bank Mandiri. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memastikan perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi sehat. Namun bank berpelat merah itu pun terus waspada terhadap sejumlah risiko global maupun domestik.
ADVERTISEMENT
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan, kondisi perbankan masih tetap sehat meskipun sejumlah negara saat ini mengalami resesi.
Bahkan Sulaiman menjelaskan, pihaknya telah melakukan sejumlah tes ketahanan (stress test) hingga titik maksimum untuk mengetahui kondisi perseroan. Salah satunya tes terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hasilnya, Bank Mandiri baru bermasalah jika kurs mencapai Rp 37.000 per dolar AS.
"Jadi salah satu untuk bayangannya, kalau Mandiri akan bermasalah kalau kurs sampai jadi Rp 37.000, itu simulasi. Insyaallah mohon doa restu Bapak/Ibu sekalian, itu mudah-mudahan tidak terjadi," ujar Sulaiman di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Sulaiman menuturkan, Bank Mandiri tentu telah menyiapkan sejumlah upaya pemulihan agar kondisi itu tak terjadi. Termasuk upaya pemulihan pada rekening nasabah. Sayangnya, ia enggan menjelaskan lebih lanjut sejumlah upaya pemulihan yang dilakukan tersebut.
"Kita punya recovery plan, betul-betul dilakukan simulasi. Kita punya recovery. Saat rumor Mandiri akan ini itu, kami siap setiap saat untuk informasikan, menjelaskan apa yang terjadi di luar," jelasnya.
Seorang petugas menghitung mata uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
Selama kuartal III 2019, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp 20,3 triliun. Realisasi tersebut mengalami kenaikan 11,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,1 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut didapat dari pendapatan bunga bersih yang naik 8,9 persen menjadi Rp 43,9 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 40,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan laba bersih terbentuk seiring dengan kinerja penyaluran kredit yang juga meningkat pada periode tersebut. Hingga September 2019, penyaluran kredit rata-rata Bank Mandiri naik 11,53 persen menjadi Rp 806,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 723,4 triliun.
Sementara kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Gross turun menjadi 2,53 persen di kuartal III 2019.
Adapun margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) turun 8 basis poin menjadi 5,58 persen dari sebelumnya 5,66 persen.
Per September 2019, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.275,67 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.173,65 triliun.
Sedangkan rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri mencapai Rp 832 triliun, naik 6,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 784 triliun.
ADVERTISEMENT