Bauran Energi Terbarukan di Indonesia dan Persentase Penggunaannya

30 Agustus 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas operator biodigester memasukkan sisa pakan unggas dan primata ke dalam mesin cacah di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Petugas operator biodigester memasukkan sisa pakan unggas dan primata ke dalam mesin cacah di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bauran energi terbarukan masih menduduki peringkat terbawah dibandingkan energi primer lainnya seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Pada tahun 2023, persentasenya berada di angka 13,09 persen, meningkat sekitar 0,79 persen dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan, yakni sebesar 17,87 persen. Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan upaya optimalisasi penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di berbagai sektor.
Terbukti, angka bauran energi terbarukan di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dijelaskan dalam buku Aliran Daya Optimal Sistem Kelistrikan Sulbagsel Energi Terbarukan susunan Prof. Dr. Ir. H. Ansar Suyuti, dkk., angka bauran pada tahun 2015 masih berada di angka 5 persen, lalu meningkat menjadi 11 persen di tahun 2020.
Puncaknya, bauran energi terbarukan di tahun 2023 menyentuh angka 13,09 persen. Meski peningkatannya relatif tipis, namun kemajuan pemerintah dalam penggunaan EBT ini tetap perlu diapresiasi.

Bauran Energi Terbarukan 2024

Petugas membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Selong kapasitas 7 MWp yang dioperasikan Vena Energy di Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (15/7/2024). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan persentase energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Harapannya, EBT dapat digunakan sebagai energi alternatif berkelanjutan ke depannya.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan realisasi bauran energi terbarukan masih berada di bawah target. Begini penjelasannya seperti yang dikutip dari laman Kementerian ESDM:
Di tahun 2024, pemerintah menargetkan bauran energi nasional sebesar 19,49 persen dan optimistis mencapai target 23 persen di tahun berikutnya. Untuk mencapainya, pemerintah terus mendorong pengembangan EBT, baik dari sisi kapasitas terpasang, produksi, dan konsumsinya.
Dewan Energi Nasional (DEN) pun ikut berkontribusi dalam memantau perkembangan persentase EBT dalam bauran energi daerah. Harapannya, persentase tersebut terus meningkat di sejumlah provinsi.
ADVERTISEMENT
Tercatat, bauran EBT tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah dengan persentase 35,83 persen. Sementara pencapaian EBT terendah berada di Provinsi Maluku dengan persentase 0,17 persen.
Kementerian ESDM optimistis bisa meningkatkan potensi EBT di Indonesia. Sebab, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan energi terbarukan sebanyak 417,8 GW yang berasal dari:

Manfaat Energi Terbarukan

Ilustrasi pemanfaatan energi panas bumi. Foto: Dok. Istimewa
Selain mendukung upaya berkelanjutan, energi terbarukan juga memiliki manfaat lain. Dirangkum dari buku Merancang Energi Masa Depan dengan Biodesel karya Eka Kurniasih (2020), berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT