news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Begini Strategi BRI Pacu Ekosistem Ultra Mikro

21 September 2021 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam Dialog Spesial Indonesia Bicara. Foto: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam Dialog Spesial Indonesia Bicara. Foto: BRI
ADVERTISEMENT
Proses pembentukan Holding UMi telah mencapai tahap final dengan ditandatanganinya pengalihan saham (inbreng) Pegadaian dan PNM kepada BRI selaku induk Holding UMi, pada Senin (13/9).
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai induk holding, telah menyiapkan strategi untuk memacu bisnis PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dalam Holding Ultra Mikro (UMi).
Direktur Utama BRI, Sunarso, yang juga pernah ‘menakhodai’ Pegadaian, mengatakan bahwa tantangan bagi BUMN penyedia layanan jasa gadai tersebut terlalu besar jika berdiri sendiri dan harus tetap menjalankan bisnis intinya agar tetap bertahan.
Di tengah disrupsi, fintech maupun fidusia menjadi ancaman karena menawarkan jasa layanan keuangan yang lebih cepat dan efisien dengan bunga lebih rendah. Namun, kata Surnaso, dengan menjadi anggota holding BUMN UMi hal tersebut bisa diatasi.
"Pegadaian bisa bagi tugas dengan saudara-saudaranya di Holding UMi ini. Pegadaian menjadi lebih fokus untuk menangani layanan pinjaman secara gadai dengan lebih efisien. Kemudian dengan begitu, kapasitasnya bisa diperbesar, di core competency-nya di gadai. Saya kira itu strateginya Pegadaian ke depan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kantor BUMN Ultra Mikro. Foto: Dok. Istimewa
Pun demikian dengan strategi untuk PNM, tetap fokus pada basis bisnisnya group lending melalui pembinaan masyarakat untuk berbisnis secara komersial atau empowering people di tataran bawah. PNM tetap mencari masyarakat sebanyak mungkin yang bisa dibimbing, diajari, didampingi untuk berbisnis.
"Bahwa kemudian kenyataannya memang yang disentuh oleh PNM itu adalah yang belum feasible dan yang belum bankable, itu yang akan kita masukkan ke dalam ekosistem. Sebanyak mungkin," ujarnya.
Setelah melalui pendampingan PNM, pelaku usaha ultra mikro yang feasible dan bankable bisa mengajukan pinjaman berbasis gadai atau lebih besar lagi ke BRI untuk memperluas usahanya. Menurut Sunarso, hal tersebut merupakan proses tracking perjalanan nasabah ultra mikro untuk naik kelas dalam memperluas pasar dan memperbesar bisnisnya.
Ilustrasi kantor BUMN Ultra Mikro. Foto: Dok. Istimewa
"Jadi strategi PNM yang paling utama adalah menyediakan dan menjadi provider dari sumber-sumber pertumbuhan. Proses holding ini bukan merger, maka tidak ada yang berubah dalam masing-masing entitas baik PNM maupun Pegadaian. Tapi memperkuat dan mensinergikan bisnis model masing-masing," tegas Sunarso.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam menjalankan bisnis pada segmen mikro dan ultra mikro adalah biaya operasional yang tinggi. Hal ini dikarenakan cukup banyak orang dan jaringan kerja yang terlibat untuk memberikan pelayanan. Selain itu, Sunarso menyampaikan, human error dan pengelolaan risiko operasional pun menjadi semakin tinggi.
Melalui holding UMi tantangan di atas dapat diatasi dengan strategi yang terintegrasi. "Dengan dibentuknya holding ini, maka kira-kira hal-hal yang bisa ditekan: satu, kolaborasi dan didigitalkan. Maka kemudian digitalisasi itu lah yang akan menurunkan dua hal, operational cost-nya akan turun kemudian operational risk-nya akan turun," pungkas Sunarso.