Belasan Armada Tua, Pelni Ajukan PMN Rp 500 Miliar untuk Ganti 1 Kapal

2 Juli 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal Pelni. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal Pelni. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 500 miliar untuk penggantian satu kapal yang sudah tua.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelni Tri Andayani menuturkan sebanyak 12 dari 26 kapal yang dimiliki perusahaan pelat merah ini sudah melewati usia teknis yaitu di atas 30 tahun. Artinya, 46 persen dari keseluruhan armada milik Pelni telah lanjut usia.
"Kami mengajukan nilai PMN sebesar Rp 500 miliar untuk pembelian 1 unit kapal penumpang baru, new building untuk menggantikan satu dari 12 kapal penumpang kami yang pada tahun 2024 ini telah melewati umur teknisnya yaitu 30 tahun," kata Tri dalam Rapat Dengar Pendapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/7).
Harga kapal penumpang yang akan dibeli oleh Pelni diasumsikan Rp 1,5 triliun per unit, akan tetapi PMN yang diajukan Rp 500 miliar. Karena itu, Pelni merencanakan untuk kembali mengajukan PMN pada periode selanjutnya.
ADVERTISEMENT
"(PMN kali ini) rencananya akan dimanfaatkan untuk pembelian 1 unit kapal penumpang yang 2 in 1 dengan kapasitas 1.000 penumpang dan 75 komponen untuk menggantikan kapal Umsini tersebut. Sedangkan kekurangannya sebesar Rp 1 triliun akan kami usulkan pada PMN 2025," jelas Tri.
Dirut PT Pelni, Tri Andayani (tengah) bersama Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelnix, Yahya Kuncoro (kanan) dan Direktur Armada dan Teknik Pelni Robert MP Sinaga di Konferensi Pers Angkutan Lebaran, Menteng, Jakarta, Senin (27/3/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
Tri menyinggung kasus Kapal Umsini milik Pelni yang sempat mengalami kerusakan mesin dalam pelayaran November lalu dan meningkatkan waktu tempuh Tanjung Pinang-Jakarta dari semula satu hari menjadi tiga hari. Usianya 39 tahun.
Menurut dia, urgensi penggantian armada milik Pelni akan membantu menjamin aksesibilitas dan konektivitas masyarakat antarpulau di seluruh wilayah Indonesia dengan pengangkutan penumpang. Terlebih, penggantian kapal juga akan meneken cost perbaikan armada, sebab semakin besar usia kapal, maka semakin besar pula akumulasi biaya maintenance service yang harus dirogoh oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kalau kita memudakan lagi umur-umur kapal ini di replacement, maka dengan sendirinya akan terjadi efisiensi di sisi nilai PSO dari pemerintah karena beban biaya bahan bakar juga tentu akan tidak seboros dengan kapal-kapal tua yang saat ini ada," jelas Tri.
Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto (tengah) berbincang dengan Kepala Cabang Makassar PT Pelni (Persero) Ahkmad Sadikin (kanan) dan Nahkoda KM Umsini Rommy Supriadi (kiri). Foto: Arnas Padda//Antara Foto
Selain itu, kapal milik Pelni juga mengangkut logistik kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seperti sayur mayur. Dengan membiayai penggantian kapal ini, pemerintah dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat, hingga mengurangi gejolak in equality antarpulau akibat kelangkaan komoditas dan disparitas harga.
Jika tidak mengandalkan suntikan dana dari pemerintah, Pelni tidak memiliki kemampuan untuk pembiayaan investasi penggantian alat produksi secara mandiri.
"Skema PMN dalam penggantian kapal Pelni saat ini menjadi solusi terbaik dikarenakan ekuitas perusahaan yang belum mampu untuk berinvestasi dalam penggantian alat produksi berupa kapal penumpang secara berkelanjutan," jelas Tri.
ADVERTISEMENT