Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Belum Batal, Pertamina Masih Kaji Pembelian Minyak Murah Rusia
24 November 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) Taufik Adityawarman mengatakan pengkajian masih dilakukan karena mempertimbangkan banyak hal mulai dari unsur politik, ekonomi, dan hitungan perusahaan. Hal ini disampaikan Taufik dalam International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali.
Pertimbangan lain pembelian minyak mentah ini masih dikaji karena perusahaan masih memiliki beban obligasi global (global bond) di grup Pertamina. Pada 2021, Pertamina menerbitkan obligasi global senilai USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 26,6 triliun (kurs saat itu Rp 14.000 per dolar AS).
Obligasi tersebut terbagi dua, yaitu USD 1 miliar untuk tenor lima tahun dengan kupon 1,4 persen dan USD 900 juta untuk tenor 10 tahun dengan kupon 2,3 persen.
ADVERTISEMENT
Taufik masih belum bisa membeberkan harga yang akan didapatkan dari minyak murah Rusia, termasuk volume yang akan diambil. Musababnya, pembelian minyak harus diuji coba kecocokannya di kilang Pertamina.
“Kalau produknya (minyaknya) sudah pernah dipakai di kilang dan cocok, akan terlihat harganya berapa, sehingga muncul keekononomianya,” ujar dia.
Saat ini produksi di kilang Pertamina secara total mencapai 1.050.000 barel minyak per hari dengan komposisi 65 persen dari domestik dan 35 persen dari impor. Untuk minyak impor, Pertamina mayoritas impor dari Timur Tengah.
Sebelumnya, pada Mei 2022, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat mengatakan batal membeli minyak dari Rusia. Alasannya karena stok minyak di kilang-kilang Pertamina dalam keadaan aman.
"Enggak jadi kita beli (minyak) dari Rusia. Karena ternyata cukup stok kita kalau kita lihat kilang-kilang kita," ujar Nicke di Pertamina Integrated Command Center, Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT