Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Beras Sempat Langka di Ritel, Bakal Bernasib Sama dengan Minyak Goreng?
21 Februari 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit![Satgas Pangan Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri saat cek ketersediaan dan harga beras di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hq5f86mgbd5w183ax0617tkn.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memastikan beras tak bakal bernasib sama layaknya minyak goreng .
"Saya yakin kalau soal beras kita tidak akan mengalami masalah yang pernah terjadi di komoditas lain. Pertama adalah karena kita tidak pernah langkah. Ini perlu ada ketegasan biar teman-teman bisa kutip, bahwa memang tidak pernah ada beras langka," kata Jerry Sambuaga, di Hotel Padma Semarang, Rabu (21/2).
Meski begitu, dia menyadari ada gejolak harga beras di pasar. Dia memastikan pemerintah mengambil langkah-langkah strategis dengan berkolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Bulog, sampai Badan Pangan Nasional.
Pemerintah, lanjutnya, terus jemput bola terjun ke lapangan melakukan intervensi. Salah satunya adalah meningkatkan distribusi beras SPHP dari Bulog sebanyak 250 ribu ton, termasuk ke ritel modern. Kini pemerintah mengeklaim pasokan beras di ritel sudah aman.
"Sampai saat ini stok beras cukup, Alhamdulillah, puji Tuhan sampai sekarang ini beras cukup dan ketersediaannya aman," pungkas Jerry.
ADVERTISEMENT
Pembelian Beras Dibatasi
Agar beras SPHP di ritel tidak diborong, dilakukan pembatasan pembelian. Langkah itu dilakukan salah satu ritel di kawasan Atrium Senen yang membatasi pembelian beras hanya 5 kg per orang. Sebelumnya, banyak ritel yang membatasi pembelian beras per orang 10 kg.
Pegawai di ritel tersebut, Fredy, menuturkan ritel tempatnya bekerja mendapatkan pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Stok beras Bulog di ritel tersebut saat ini sebenarnya masih aman.
Namun, ritel tersebut memberlakukan pembatasan karena menemukan banyak pedagang yang membeli beras Bulog dalam jumlah banyak. Sehingga, pihaknya memutuskan menurunkan jumlah pembatasan pembelian beras dari semula 2 kemasan atau 10 kg per orang, menjadi 1 kemasan per orang.
“Karena ada penjual-penjual yang main, beli di online dan toko kita, itu kenapa beras kita cepat habis. Kan kalau customer biasa ketahuan belinya normal, (misal) sebulan kadang cuma dua, ini ada yang bolak-balik beli banyak, itulah kenapa kami membatasi begitu dari sekitar seminggu lalu,” kata Fredy saat ditemui di Atrium Senen, Jakarta pada Rabu (21/2).
ADVERTISEMENT
“(Beras) premium juga dimainkan tengkulak, awalnya kami batasi 2 (kemasan) semuanya premium dan bulog, tapi tengkulak main jadi semua cepat habis, kami deteksi, akhirnya kami batasi,” tambahnya.
Fredy menegaskan pihaknya akan langsung menegur pembeli curang yang menyiasati pembelian baik beras Bulog maupun premium. “Bahkan kami langsung tegur karena kami jual untuk end user, bukan untuk dijual lagi dengan harga yang tinggi, apalagi tidak sesuai HET,” ujar Fredy.