Beras Sempat Langka di Ritel, Bakal Bernasib Sama dengan Minyak Goreng?

21 Februari 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satgas Pangan Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri saat cek ketersediaan dan harga beras di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Satgas Pangan Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri saat cek ketersediaan dan harga beras di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasokan beras sempat langka di ritel atau pasar modern. Kejadian ini mirip dengan polemik kelangkaan minyak goreng di akhir tahun 2021 silam. Saat itu harganya naik gila-gilaan.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memastikan beras tak bakal bernasib sama layaknya minyak goreng.
"Saya yakin kalau soal beras kita tidak akan mengalami masalah yang pernah terjadi di komoditas lain. Pertama adalah karena kita tidak pernah langkah. Ini perlu ada ketegasan biar teman-teman bisa kutip, bahwa memang tidak pernah ada beras langka," kata Jerry Sambuaga, di Hotel Padma Semarang, Rabu (21/2).
Meski begitu, dia menyadari ada gejolak harga beras di pasar. Dia memastikan pemerintah mengambil langkah-langkah strategis dengan berkolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Bulog, sampai Badan Pangan Nasional.
Pemerintah, lanjutnya, terus jemput bola terjun ke lapangan melakukan intervensi. Salah satunya adalah meningkatkan distribusi beras SPHP dari Bulog sebanyak 250 ribu ton, termasuk ke ritel modern. Kini pemerintah mengeklaim pasokan beras di ritel sudah aman.
Mendag Zulhas menjelaskan, pemerintah akan menambah stok beras Bulog untuk menambah stok beras di pasar. Foto: Dok. Kemendag
"Sampai saat ini stok beras cukup, Alhamdulillah, puji Tuhan sampai sekarang ini beras cukup dan ketersediaannya aman," pungkas Jerry.
ADVERTISEMENT

Pembelian Beras Dibatasi

Agar beras SPHP di ritel tidak diborong, dilakukan pembatasan pembelian. Langkah itu dilakukan salah satu ritel di kawasan Atrium Senen yang membatasi pembelian beras hanya 5 kg per orang. Sebelumnya, banyak ritel yang membatasi pembelian beras per orang 10 kg.
Pegawai di ritel tersebut, Fredy, menuturkan ritel tempatnya bekerja mendapatkan pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Stok beras Bulog di ritel tersebut saat ini sebenarnya masih aman.
Namun, ritel tersebut memberlakukan pembatasan karena menemukan banyak pedagang yang membeli beras Bulog dalam jumlah banyak. Sehingga, pihaknya memutuskan menurunkan jumlah pembatasan pembelian beras dari semula 2 kemasan atau 10 kg per orang, menjadi 1 kemasan per orang.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga ditemui di sela acara Raker Kemendag 2024, Padma Hotel Semarang, Selasa (20/2/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
“Karena ada penjual-penjual yang main, beli di online dan toko kita, itu kenapa beras kita cepat habis. Kan kalau customer biasa ketahuan belinya normal, (misal) sebulan kadang cuma dua, ini ada yang bolak-balik beli banyak, itulah kenapa kami membatasi begitu dari sekitar seminggu lalu,” kata Fredy saat ditemui di Atrium Senen, Jakarta pada Rabu (21/2).
ADVERTISEMENT
“(Beras) premium juga dimainkan tengkulak, awalnya kami batasi 2 (kemasan) semuanya premium dan bulog, tapi tengkulak main jadi semua cepat habis, kami deteksi, akhirnya kami batasi,” tambahnya.
Fredy menegaskan pihaknya akan langsung menegur pembeli curang yang menyiasati pembelian baik beras Bulog maupun premium. “Bahkan kami langsung tegur karena kami jual untuk end user, bukan untuk dijual lagi dengan harga yang tinggi, apalagi tidak sesuai HET,” ujar Fredy.