Beratnya Jadi Masinis Kereta Cepat: Harus Punya 'Jam Terbang' 100 Ribu Km

21 Juni 2022 19:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masinis tengah berjalan menuju kereta tempatnya bertugas Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Masinis tengah berjalan menuju kereta tempatnya bertugas Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pembangunan fisik Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah mencapai 76 persen. Seiring hal itu, penyiapan sumber daya manusia untuk mengelola dan mengoperasikan kereta cepat tersebut, termasuk masinis, terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan syarat untuk menjadi masinis kereta cepat harus memiliki pengalaman menjalankan kereta api konvensional atau kereta rel listrik (KRL) sejauh 100.000 kilometer. Hal tersebut layaknya jam terbang minimal seorang pilot, yang akan menerbangkan pesawat baru tipe tertentu.
"Masinis yang akan menjadi peserta pelatihan health and safety representatives (HSR) itu harus masinis yang memiliki pengalaman 100.000 kilometer menjalankan kereta api konvensional atau KRL," kata Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi saat meninjau pengerjaan proyek tunnel 2 di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (21/6).
Dwiyana mengatakan apabila memperkerjakan masinis yang sama sekali baru, maka memerlukan waktu pendidikan hingga 18 bulan. Sedangkan jika memperkerjakan masinis berpengalaman dari KAI atau KCI, hanya perlu waktu delapan bulan untuk pendidikan.
ADVERTISEMENT
Pemasangan sebelas unit train set Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah rampung, Minggu (10/4/2022). Foto: Instagram/@tiko1973
Menurutnya, KCIC kemungkinan tidak akan merekrut masinis baru, sehingga meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membantu menyediakan masinis bagi Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut.
"Dengan cara itu, kita bisa bayangkan dari semula pendidikannya harus memakan waktu 18 bulan, itu cukup delapan bulan," ujar Dwiyana.
Saat ini, kemajuan investasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 84 persen, sedangkan progres fisik telah 76 persen.
Pada November 2022, KCIC akan melakukan tes dinamis untuk menguji coba electric multiple unit (EMU). Rangkaian EMU ditargetkan datang di Indonesia pada September mendatang. Adapun target operasi secara komersial masih di Juni 2023.