Bertambah Lagi! Deretan Panjang Kasus Bunuh Diri Akibat Teror Pinjol

24 Oktober 2021 12:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gantung diri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gantung diri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pinjaman online (pinjol) kembali membawa petaka. Seorang pemuda berinisial MEM (20) nekat mengakhiri hidup akibat terlilit pinjol. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Jumat (22/10).
ADVERTISEMENT
MEM ditemukan dengan tubuh tergantung di seutas tali di rumahnya, Jumat (22/10) sekitar pukul 17.00 WIB.
Kasus ini menambah panjang deretan kasus bunuh diri akibat teror pinjol. Sebelumnya pada awal bulan ini, seorang ibu di Wonogiri yang jadi korban teror pinjol.
Berikut kumparan merangkum deretan kasus bunuh diri akibat jeratan pinjol:

Seorang Ibu di Wonogiri

Seorang ibu rumah tangga berinisial WPS (38) di Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, nekat bunuh diri karena terlilit utang pinjaman online (pinjol).
Paur Humas Polres Wonogiri, Aipda Iwan Sumarsono, mengatakan WPS gantung diri di depan teras rumahnya pada Sabtu (2/10/2021). Jasad WPS pertama kali ditemukan oleh mertuanya pukul 04.00 pagi.
Teras rumah WPS, ibu di Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang nekat bunuh diri karena pinjol. Foto: Dok. Istimewa
Berdasarkan pengakuan dari suami WPS, ibu dua anak ini frustrasi lantaran kerap diteror oleh pihak pinjol. WPS meninggalkan sepucuk surat sebelum bunuh diri. Isi surat wasiat itu menjelaskan permintaan maafnya karena terjerat pinjol dan tidak mampu melunasinya.
ADVERTISEMENT
WPS juga merinci jumlah utangnya kepada 23 pinjol dengan total puluhan juta dalam surat itu. Rata-rata korban berhutang mulai Rp 1,6 juta hingga Rp 3 juta di setiap pinjol.

Petugas Penangkaran Rusa di Gunungkidul

ADS (35), petugas penangkaran rusa BKSDA di Padukuhan Gading IV Kalurahan Gading Kapanewon Playen Gunungkidul, ditemukan tewas gantung diri di kandang rusa, Senin (30/8/2021). Dia diduga nekat gantung diri diduga karena dikejar tagihan pinjaman online.
Tetangga ADS, Yusuf Gively Bayu Nurcahyo (30), mengaku mengetahui jika ADS terjerat pinjaman online. Namun dia baru mendapatkan informasi tersebut beberapa hari sebelum ADS tewas bunuh diri.
Ilustrasi daftar aplikasi pinjaman online. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Tetangganya tahu bahwa ADS berutang usai mendapatkan pesan singkat melalui aplikasi WA di nomer pribadinya. Isi pesan tersebut intinya nomornya dijadikan sebagai jaminan pinjaman online oleh ADS yang juga merupakan teman sepermainannya.
ADVERTISEMENT
"Selamat siang, nomer anda di cantumkan sebagai kontak penjamin oleh ibu/bapak.......Dengan Nomor Telpon dan WA..... Dengan Nomor Telpon dan WA beliau ada tagihan dan sudah jatuh tempo di apliksi UANGKU dan tdk ada respon baik dari beliau, tolong sampaikan segera untuk melakukan pembyran HARI INI, sebelum data data dan foto foto beliau beralih kepada tim collector kmi, TERIMAKSIH," demikian isi pesan tersebut.

Sopir di Mampang, Jakarta Selatan

Zulfadhli (35 tahun) ditemukan tewas gantung diri di kamar indekos temannya di Jalan Mampang VII, Tegal Parang, Jakarta Selatan, diduga karena terlilit utang online.
Dugaan itu diketahui lantaran pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi ini meninggalkan sepucuk surat sebelum bunuh diri. Di surat itulah diketahui peliknya masalah yang dialami Zulfadhli hingga akhirnya memilih mengakhiri hidup di seutas tali.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil cek TKP oleh anggota Polsek Mampang, ditemukan korban gantung diri dengan seutas tali di pintu kamar mandi indekos dan ditemukan sepucuk surat wasiat korban," ucap Kanit Reskrim Polsek Mampang, Iptu Anton Prihartono, Senin (11/2/2021).
Di surat itu, Zulfadhli meminta maaf kepada anak dan istrinya. Dia lalu meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak berwajib memberantas pinjaman online yang dia sebut sebagai jebakan setan.

Karyawan Minimarket di Jakarta Barat

Slamet Khudori nekat mengakhiri hidupnya karena terlilit pinjaman online. Karyawan minimarket itu ditemukan tewas gantung diri di kontrakannya di Jalan H. Muchtar, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Gantung diri Foto: Pixabay/ArtWithTammy
Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan jasad Slamet ditemukan pada Selasa (26/11/2020) oleh kawan sekantornya, Dian Wahim. Dian curiga karena Slamet tidak masuk kerja selama dua hari.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Khoiri membenarkan dugaan Slamet mengakhiri hidup karena terlilit pinjaman online alias pinjol. Sebab, tidak jauh dari jasad Slamet ditemukan surat yang berisi peringatan agar tidak melakukan pinjaman online.

Percobaan Bunuh Diri

Ada juga kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan karena pinjol. Seperti yang terjadi terhadap seorang guru TK di Malang.
Sebut saja Melati (40), menjadi korban teror tak manusiawi dari para debt collector belasan pinjol yang dia utangi di tahun 2020 lalu.
Dari utang awal Rp 2,5 juta hingga berlipat ganda jadi Rp 30-40 juta. Di tengah kondisi krisisnya, dia diteror dengan berbagai cara. Mulai ancaman dibunuh, nama baiknya dicemarkan, hingga kini dia dipecat dari sekolah tempatnya mengabdi selama 13 tahun.
ADVERTISEMENT
Hal ini diceritakan oleh kuasa hukumnya, Slamet Yuono, dari 99 and Partners Law Firm.Uutang awal sebanyak Rp 2,5 juta itu terpaksa dia ambil di pinjol lantaran terdesak untuk membayar kebutuhan kuliah semester akhirnya.
Teror debt collector pinjaman online. Foto: Rivan Dwiastono/kumparan
Ijazah S1 menjadi syarat wajib di lembaga sekolahnya untuk bekerja. Namun, uang yang diterimanya dari pinjol itu hanya sebesar Rp 1,2 juta. Sisa potongan itu diakui penyelenggara pinjol untuk biaya administrasi dan bunga.
"Tentu jumlah itu sangat mencekik leher peminjam. Tapi berhubung korban terdesak akhirnya dia menyetujui sejumlah syarat dan ketentuan yang berlembar-lembar itu," kata Slamet beberapa waktu lalu.
Adapun jumlah tagihannya tembus Rp 30-40 juta di 24 pinjol berbeda-beda. Dihadapkan dengan tagihan segunung, dia juga diteror terus-menerus, bahkan dengan cara yang tidak manusiawi membuat Melati sempat ingin bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dari penelusuran Slamet, dari 24 pinjol yang diutangi korban, 19 di antaranya merupakan pinjol ilegal yang tak diakui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kasus lainnya terjadi di Jakarta Timur. Seorang pria ditemukan bersimbah darah di kamar mandi minimarket Buaran Raya, Duren Sawit. Dia diduga hendak bunuh diri.
"Korban coba bunuh diri dengan beli cutter dan sayat nadi tangan kiri," kata Kapolsek Duren Sawit AKP Rensa Sastika Aktadivia, Minggu (25/10/2020).
Beruntung saat itu salah satu karyawan minimarket memergoki aksi korban. Pihak minimarket kemudian menghubungi pihak kepolisian.
Rensa mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, korban berinisial KS ini mengaku terlilit utang. Sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Rensa memastikan KS saat ini dalam kondisi selamat. Aksi percobaan ini dapat digagalkan.
ADVERTISEMENT
******
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.