BI Ramal Transaksi Layanan Digital Perbankan Tumbuh Jadi Rp 48 Ribu T pada 2022

24 Desember 2021 12:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar "Recover Together Recover Stronger", rangkaian kick off Presidensi G20 di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar "Recover Together Recover Stronger", rangkaian kick off Presidensi G20 di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ekonomi keuangan digital di Indonesia diprediksi terus meningkat di tahun 2022. Bank Indonesia (BI) juga meramal transaksi digital akan naik di tahun depan.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan BI terus melakukan upaya digitalisasi transaksi. Dia memperkirakan tahun depan e-commerce akan tumbuh 31,4 persen. Sedangkan uang elektronik akan tumbuh 16,3 persen dan digital banking tumbuh 21,8 persen.
Menurut dia, ciri baru ekonomi usai pandemi adalah makin banyak yang dilakukan melalui layanan digital, termasuk di bank. Terbukti, terus meningkat hampir 2 tahun belakangan ini.
"Kami sudah melakukan digitalisasi sistem pembayaran dan dorong transaksi ekonomi keuangan digital yang meningkat. E-commerce tahun depan naik jadi Rp 530 triliun, uang elektronik jadi Rp 337 triliun, dan layanan perbankan digital naik jadi Rp 48 ribu triliun," kata Perry dalam webinar Outlook Perekonomian Jakarta 2022, Jumat (24/12).
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Jakarta sebagai salah satu sentral ekonomi Indonesia, menurutnya, perlu mendorong inklusi digitalisasi keuangan. Misalnya masuk ke pusat-pusat ekonomi di Jakarta seperti Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
"Jakarta size besar, tapi juga sangat perlukan inklusi. Pasar, seperti Tanah Abang itu sumber inklusi. Tidak hanya sebagai pasar, tapi juga sumber geliat ekonomi dan tentu saja bagaimana menghijaukan Jakarta," tuturnya.
Imbas dari digitalisasi di Jakarta sendiri yakni tumbuhnya sektor transportasi pergudangan. Ini didorong oleh e-commerce yang melejit di Jakarta.
Juga akhirnya meningkatkan sektor logistik di Jakarta. Dengan meningkatnya penjualan online dan e-commerce berdampak sektor logistik DKI yang berkontribusi 35 persen terhadap total logistik Indonesia.
"Berdasarkan riset, dengan asosiasi yang kami adakan, pasar logistik Indonesia tumbuh sekitar 7,9 persen per tahun dan estimasi pendapatan Rp 300 miliar di 2024," jelasnya.