Biaya Produksi Makin Mahal, Harga Gabah RI dalam 10 Tahun Terus Melejit

19 April 2023 12:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menjemur gabah. Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menjemur gabah. Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) merekap tren lonjakan harga gabah di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami kenaikan. Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengatakan hal ini disebabkan biaya produksi yang terus naik.
ADVERTISEMENT
"Ini cerminan biaya produksi yang terus naik. Harga input seperti bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain, ini terus naik," kata Khudori kepada kumparan, Rabu (19/4).
BPS mencatat, harga gabah kering panen (GKP) ditingkat petani pada Maret 2013 lalu hanya Rp 3.783 per kg. Sepuluh tahun berselang, harga GKP tesebut pada Maret 2023 menjadi Rp 5.274.
Kenaikan juga terjadi untuk gabah kering giling/padi (GKG) di tingkat petani. Pada Maret 2013 harganya hanya Rp 4.437 per kg, naik menjadi Rp 6.050 per kg.
Khudori menilai lonjakan harga ini dikarenakan naiknya biaya produksi. Hal ini tercermin dari data BPS yang menunjukkan kenaikan indeks harga produsen sektor pertanian tanaman pangan, yakni sebesar 115,75 tahun 2013 menjadi 165,51 pada triwulan IV 2022.
Pekerja menjemur gabah. Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Respons Telat Pemerintah
ADVERTISEMENT
Tren kenaikan ini terlambat direspons pemerintah dengan menyesuaikan regulasi harga pembelian pemerintah (HPP). "Sementara HPP baru naik dari 2020 ke Maret tahun ini," sambung Khudori.
Tahun ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Badan Pangan Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Gabah dan Beras. HPP Perbadan ini menaikkan HPP 18-20 persen dibanding HPP sebelumnya berdasarkan Permendag Nomor 24 tahun 2020.
Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebelumnya Rp 4.200/kg, naik menjadi Rp 5.000/kg. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan sebelumnya Rp 4.250/kg, naik menjadi Rp 5.100/kg.
Lalu Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebelumnya Rp 5.250/kg, naik menjadi Rp 6.200/kg. Gabah Kering Giling (GKG) di gudang BULOG sebelumnya Rp 5.300/kg, naik menjadi Rp 6.300/kg. Dan harga beras di gudang Bulog sebelumnya Rp 8.300/kg, naik menjadi Rp 9.950/kg.
ADVERTISEMENT
Saat harga gabah masih di atas HPP pemerintah, yang terjadi adalah pasar mampu untuk menyerap hasil panen petani sehingga fungsi Bulog untuk menjadi offtaker kurang optimal. Di lain sisi, Bulog mendapat penugasan untuk menyerap panen petani dan melakukan penyaluran bantuan maupun operasi pasar.
"Ketika harga gabah/beras tinggi pada semester kedua tahun lalu, terasa dampaknya. Stok di Bulog pun rendah karena Raskin/Rastra sebagai outlet penyaluran pasti (dari) beras Bulog tidak ada lagi. Pemerintah tak punya stok memadai yang berarti tidak memiliki instrumen yang cukup untuk intervensi harga," pungkas dia.