Bio Farma Beberkan Detail Komponen Harga Tes PCR, Biaya Reagen Rp 90 Ribu

10 November 2021 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek sampel di GSI Lab. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek sampel di GSI Lab. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mahalnya harga tes PCR yang terjadi di awal pandemi sempat menjadi polemik karena mencapai jutaan rupiah. Publik dibuat penasaran dengan biaya komponen sekali tes PCR, sebab saat ini harganya bisa turun menjadi Rp 275 ribu untuk pulau Jawa-Bali dan Rp 300 ribu untuk di luar wilayah itu.
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma (Persero) yang ditugaskan untuk menyediakan alat tes PCR pun membeberkan biaya komponen tes PCR. Salah satunya biaya reagen kit PCR yang juga berubah.
Reagen kit PCR ini merupakan cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. Reagen biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi virus COVID-19.
“Yang dimaksud dengan harga Rp 90 ribu adalah harga reagen test kit PCR, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulis, Rabu (10/11).
Dia menyebut, dengan harga reagen Rp 90 ribu, kontribusi produk Bio Farma (seperti mBioCov-19 dan BioVTM/Biosaliva) hanya berkisar antara 31-34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR. Sedangkan komponen lainnya diluar kendali Bio Farma.
Dirut PT Biofarma Honesti Basyir. Foto: Dok. Biofarma
Menurut dia, harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk Reagen Kit PCR adalah Rp 193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021. Saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp 89.100 termasuk PPN.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Sampai saat ini dengan harga Reagen sebesar Rp 90 ribu, maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma sendiri menjadi sekitar Rp 275 ribu," ujar dia.
Namun struktur harga ini, kata Honesti, bisa berbeda-beda tergantung pada masing-masing laboratorium, karena ada beberapa komponen lainnya yang dapat mempengaruhi harga tersebut seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari masing-masing laboratorium.
Menurutnya, Grup Holding BUMN Farmasi pun selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan langsung menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp 275 ribu dan Rp 300 ribu ketika ada instruksi.
ADVERTISEMENT
Bio Farma sendiri sudah melakukan inovasi dengan membuat Reagen kit PCR secara mandiri sejak Agustus 2020 yang lalu. Dengan beberapa upaya efisiensi dan peningkatan kapasitas produksi, melalui optimalisasi fasilitas produksi eks flu burung, dari kapasitas awal sebanyak 1,2 juta tes (satuan dari reagen) per bulan, menjadi 2 juta tes per bulan pada Agustus 2021. Peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat menurunkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp 250 ribu menjadi Rp 113 ribu.
Mesin ekstraksi dan reagen untuk pemeriksaan corona dengan teknik PCR. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
Upaya optimalisasi fasilitas produksi terus Bio Farma lakukan. Hasil optimalisasi ini, dapat meningkat hingga mencapai 5 juta test per bulan pada Oktober 2021 lalu. Hal ini tentu saja kembali dapat mempengaruhi harga reagen Bio Farma dari Rp 113 ribu pada Agustus 2021, menjadi Rp 90 ribu pada Oktober 2021, diiringi dengan harapan bahwa permintaan juga akan meningkat.
ADVERTISEMENT
"Harapannya dengan meningkatnya permintaan, kita bisa meningkatkan kapasitas produksi dan upaya-upaya efisiensi yang dapat dilakukan di masa yang akan datang," ujarnya.
Dengan bobot Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 45 persen, diharapkan menjadi pilihan user dan permintaan bisa meningkat mengimbangi dengan penggunaan produk impor saat ini. Di samping itu, dia memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan PCR untuk testing dan tracing serta persyaratan transportasi atau perjalanan.