Bitcoin Cetak Rekor, Masuk Daftar 10 Aset Terbesar di Dunia

1 Desember 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Harga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan laman CoinMarketCap pada Jumat (29/11), harganya mencapai USD 99.655 per koin atau Rp 1,57 miliar.
ADVERTISEMENT
Adapun kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai USD 1,82 triliun. Hal ini menjadikan Bitcoin masuk dalam jajaran sepuluh besar aset paling bernilai di dunia dan berada di posisi ketujuh.
Di posisi pertama masih ditempati emas dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai USD 17,23 triliun. Di posisi kedua yaitu Nvidia (USD 3,63 triliun); ketiga, Apple (USD 3,4 triliun); keempat, Microsoft (USD 3,16 triliun); dan kelima, Google (USD 2,2 triliun). Selanjutnya di posisi keenam yaitu Amazon (USD 2,2 triliun); ketujuh, Bitcoin (USD 1,82 triliun); kedelapan, Saudi Aramco (USD 1,79 triliun); kesembilan, Perak (USD 1,70 triliun); dan kesepuluh, Meta Platforms (USD 1,40 triliun).
Head of Product Marketing Pintu, Iskandar Mohammad, mengatakan banyak faktor pendorong kenaikan harga Bitcoin. Di antaranya, menangnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, masuknya arus uang dari produk ETF BTC mencapai USD 2 miliar, dan mundurnya Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, positifnya data makroekonomi khususnya di AS, yang seluruhnya meningkatkan ketertarikan investor untuk ikut berinvestasi pada Bitcoin,” kata Iskandar dalam keterangannya, Minggu (1/12).
Menurut data dari Triple-A, jumlah orang yang memiliki aset kripto di seluruh dunia terus bertambah. Pada tahun 2023 jumlahnya sekitar 420 juta orang, selanjutnya di 2024 ini sudah naik hingga 34 persen atau mencapai 562 juta orang.
“Setelah mencapai harga tertingginya di USD 69 ribu pada November 2021, Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan hampir mendekati harga USD 100 ribu. Ini membuktikan peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) serta memiliki potensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya,” jelasnya.
Jika dibandingkan dengan dua instrumen investasi misalnya emas dan Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Indonesia, Iskandar mengeklaim, Bitcoin unggul dari sisi return of investment (ROI) dalam 14 tahun terakhir. Harga per gram emas pada awal tahun 2009 sekitar Rp 322 ribu dan di tahun 2024 mencapai Rp 1.399.000 atau mencatatkan ROI 334.26 persen.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, IHSG Indonesia di tahun 2009 berada di sekitar 1,355 poin dan di tahun 2024 per 25 November ada di level 7,200 poin atau ROI di kisaran 431.37 persen.
"Jika dibandingkan dengan ROI Bitcoin sangat jauh sekali. Sejak diluncurkan pada tahun 2009, Bitcoin hanya bernilai sekitar USD 0.000764 per BTC atau dengan kurs saat itu di Rp10 ribu, harga BTC hanya sekitar Rp 7,64. Melaju ke 14 tahun mendatang di tahun 2024, harga BTC menyentuh USD 99,655 setara Rp 1,57 miliar yang berarti persentase kenaikannya sebesar 13 miliar persen," kata dia.
Iskandar menilai, pada tahun depan Bitcoin mampu masuk dalam fase bullish, investor dan trader kripto dapat memaksimalkan keuntungan investasinya dalam fase saat ini. Untuk trader pro, aplikasi Pintu memiliki Pintu Pro Futures, yang memungkinkan trader berinvestasi pada derivatif crypto dengan leverage hingga 25 kali.
ADVERTISEMENT
Trader juga dapat mengambil posisi long atau short tanpa expiry date pada aset seperti BTC, ETH, SOL, dan lainnya. Selain itu, Pintu Pro Futures dilengkapi dengan fitur risk management, seperti indikator margin, auto close open order, dan kalkulasi margin yang transparan, untuk membantu pengguna mengelola risiko likuidasi secara lebih efektif.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.